Liputan6.com, Malang - Sebaran kasus corona Covid-19 di wilayah Malang Raya hampir merata. Situasi darurat ini menuntut tiga pemerintah daerah di wilayah ini meningkatkan kesiapannya. Apalagi berbagai fasilitas layanan maupun perlengkapan medis masih sangat terbatas.
Sampai dengan Selasa, 24 Maret 2020 malam tercatat ada 6 kasus positif corona Covid-19 di Malang Raya. Rinciannya, 4 kasus (1 meninggal dunia) di Kabupaten Malang dan 2 kasus (1 sudah sembuh) di Kota Malang.
Belum lagi Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang belum keluar hasil uji laboratoriumnya, maupun Orang Dalam Pantauan (ODP). Di Kota Malang ada 5 PDP dan 111 ODP. Di Kabupaten Malang ada 8 PDP dan 17 ODP. Sementara di Kota Batu ada 40 ODP.
Baca Juga
Advertisement
Sudah ada rumah sakit rujukan baik yang ditetapkan Pemprov Jawa Timur maupun Kementerian Kesehatan. Namun jumlah ruang layanan dan alat pelindung diri untuk tenaga medis masih terbatas. Tidak sedikit tenaga medis khawatir menangani pasien Covid-19 ini.
“Semula ada tenaga medis di salah satu rumah sakit di wilayah kami yang panik. Setelah diberi pengarahan, akhirnya mereka bisa tenang,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Arbani Mukti Wibowo di Malang, Selasa, 24 Maret 2020.
Di Kabupaten Malang ada tiga rumah sakit rujukan penanganan corona Covid-19 dengan fasilitas terbatas. Di RSUD Kanjuruhan Kepanjen terdapat 5 tempat isolasi. Di sini sudah merawat 3 pasien positif Covid-19.
Berikutnya di RS Wafa Husada Kepanjen ada 2 kamar isolasi dan terakhir di RS Prima Husada Singasari yang masih disurvei kesiapannya. Pemkab Malang sedang berkomunikasi dengan RS UMM agar bisa turut membantu penanganan corona Covid-19.
“Kami sudah berkomunikasi dengan rumah sakit rujukan yang terletak di Kota Malang. Semoga tidak ada lonjakan pasien,” tutur Arbani.
Layanan Medis Terbatas
Pemrov Jawa Timur menetapkan tiga rumah sakit rujukan di Kota Malang. Yaitu RST Soepraoen terdapat 30 ruang isolasi, RS Panti Waluya Sawahan serta RS Lavallete. Ketiganya sedang merawat beberapa PDP.
Serta RS Saiful Anwar Malang sebagai pusat penanganan corona Covid-19. Di sini terdapat 54 ruang isolasi dan sedang merawat seorang pasien positif asal Kota Malang. Rumah sakit ini juga melayani pasien dari daerah luar Malang Raya.
“Rumah sakit di Kabupaten Malang memang terbatas, maka ini harus melibatkan semua rumah sakit di Malang Raya,” ujar Arbani.
Keterbatasan pusat layanan medis itu berbanding lurus dengan minimnya alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis. Petugas di Puskesmas Kabupaten Malang bahkan harus memodifikasi mantel hujan dengan peralatan lain untuk menangani pasien.
“Di semua puskesmas kami peralatan pelindung diri memang belum lengkap. Kami mencoba berkreasi sendiri sementara ini,” tutur Arbani.
Pemkab Malang menganggarkan pengadaan 1.650 set APD untuk diberikan ke seluruh puskesmas. Namun pengadaan ini terkendala pada sulitnya mencari barang tersebut. Sedangkan kebutuhan APD bagi rumah sakit rujukan, disiapkan oleh Pemprov Jawa Timur.
“Kalau bantuan dari pemprov kami belum dapat informasi. Tapi itu nanti dikelola langsung oleh rumah sakit rujukan,” ujar Arbani.
Di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang misalnya, hari ini baru tiba 50 set APD. Sementara kebutuhannya setiap hari sebanyak 6 set APD. Namun kebutuhan itu bisa meningkat bila ada lonjakan pasien corona Covid-19.
Advertisement
Mendata Kebutuhan
Kondisi serupa juga terjadi di Kota Malang. Pemerintah kota ini baru selesai mendata kebutuhan APD di setiap puskesmas. Sehingga belum mulai melakukan pengadaan perlengkapan bagi tenaga medis tersebut.
“Kami masih merekapitulasi total kebutuhan APD. Cek ulang, kebutuhannya baru nanti pengadaan, semoga ada distributor yang bisa menyediakan,” kata juru bicara Satgas Covid-19 Kota Malang, Husnul Muarif.
Soal jumlah layanan di rumah sakit rujukan baik yang ditetapkan Pemprov Jawa Timur maupun Kementerian Pusat, dinilai sementara ini masih mencukupi. Baik itu RST Soepraoen, RS Panti Waluya Sawahan, RS Lavallete maupun RS Saiful Anwar (RSSA).
“Semoga saja cukup tidak ada lonjakan pasien. RSSA kan juga menerima pasien rujukan dari daerah lain,” tutur Husnul.
Tentang seorang PDP yang baru saja dinyatakan positif corona Covid-19, Husnul menyebut belum tahu detil datanya. Sehingga belum bisa melacak riwayat kontak pasien tersebut. Pemkot Malang menunggu informasi lengkap dari RSSA.
“Belum bisa melacak riwayat pasien positif Covid-19, kami menunggu data lengkapnya dulu,” kata Husnul.