Liputan6.com, Jakarta - DPRD DKI Jakarta bakal menggelar pemilihan wakil gubernur (wagub) DKI pada pekan ini. Anggota DPRD DKI Fraksi PDIP, Pandapotan Sinaga menyebut, rencananya pemilihan dilaksanakan Jumat.
"Ya informasi rencananya hari Jumat, tapi tergantung Pak Ketua (DPRD), belum ada info lagi, masih dalam pertimbangan pimpinan," kata dia saat dihubungi merdeka.com, Rabu (25/3/2020).
Advertisement
Menurut dia, fraksi-fraksi DPRD DKI Jakarta ingin pemilihan Wagub DKI tetap digelar. Alasannya, agar Gubernur DKI Anies Baswedan bisa dibantu dalam mengatasi pandemi Covid-19 di Ibu Kota.
"Fraksi lain menurut Informasi semua fraksi minta karena kondisi seperti ini biar ada yang bantu gubernur supaya langsung (wagub baru) bisa (kerja)," ungkapnya.
Dia menambahkan, proses pemilihan wagub sudah diatur dan tidak berkerumun seperti biasa. Ruangannya juga akan disterilkan.
"Teman-teman bilang sudah diatur mau masuk ke ruangannya sudah disterilin dulu dan tempat duduknya semua, dan orang yang di sana nanti dibatasi," kata Pandapotan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
PKS Heran DPRD DKI Ngotot Gelar Pemilihan Wagub di Tengah Darurat Corona Covid-19
Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PKS, Dani Anwar mengkritik pemilihan Wakil Gubernur (Wagub) DKI yang tetap akan dilaksanakan pekan ini di tengah darurat virus corona Covid-19. Dani menilai sikap seperti ini justru menunjukkan DPRD DKI tidak menyontohkan hal baik kepada masyarakat.
Sikap DPRD DKI yang ngotot menggelar pemilihan Wagub DKI di tengah pandemi corona adalah sikap kontradiktif dari seruan presiden dan gubernur untuk tidak melakukan kegiatan yang sifatnya berkerumun.
"Di tengah gencarnya Presiden dan Gubernur DKI meminta semua orang untuk tinggal di rumah, ini DPRD malah mengumpulkan orang, harusnya kan DPRD bisa menjadi contoh yang baik bagi masyarakat di Jakarta," kata Dani kepada merdeka.com, Rabu (25/3).
PKS, kata Dani, tidak dalam posisi setuju ataupun tidak pemilihan Wagub DKI dilakukan pekan ini. Hanya saja, pelaksanaan ini menurut Andi malah menimbulkan pertanyaan.
"Ini proses demokrasi, hanya kami heran saja kenapa "ngotot" bener," tukasnya.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka
Advertisement