Liputan6.com, Bandung - Tes masif Corona Covid-19 di Jawa Barat dimulai hari ini, Rabu (25/3/2029). Tenaga Kesehatan mendapatkan prioritas pertama pemeriksaan virus Corona yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar, Berli Hamdani mengatakan, Pemprov Jabar telah menyerahkan kurang lebih 300 unit test kit kepada RSHS. Jumlah yang diberikan itu menyesuaikan dengan jumlah orang yang akan diperiksa di sana.
"Dengan adanya rapid test ini, diharapkan dapat menjaring kasus-kasus maupun orang yang berisiko terkena infeksi sehingga bisa diambil langkah dalam penanggulangan Covid-19," ujar Berli.
Baca Juga
Advertisement
Berli menjelaskan, sebanyak 300 tenaga kesehatan dan karyawan RSHS Bandung mengikuti Rapid Diagnostic Test (RDT). Sebagai rumah sakit utama rujukan virus corona di Jabar, tenaga kesehatan maupun karyawan yang garda terdepan penanganan Covid-19 atau zona merah RSHS itu sehari-harinya melakukan close contact cukup lama dengan pasien Covid-19.
Dalam pelaksanaan tes, Berli lebih jauh mengatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan tenaga kesehatan rumah sakit serta Dinas Kesehatan kabupaten dan kota. Selain tes bagi karyawan di RSHS yang termasuk kategori A itu, Jabar juga akan melakukan tes bagi orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).
Sementara rapid test dengan konsep drive-thru yang dilakukan bagi kategori B dan C saat ini tengah dikoordinasikan dengan kabupaten dan kota terkait sarana-prasarana, alat, maupun tenaga kesehatan yang akan melaksanakan.
"Dengan adanya rapid test ini, diharapkan dapat menjaring kasus-kasus maupun orang yang berisiko terkena infeksi sehingga bisa diambil langkah dalam penanggulangan Covid-19," ujar Berli.
Tes dari Dokter hingga Satpam
Terpisah, Direktur Medik dan Keperawatan RSHS Bandung Nucki Nursjamsi Hidayat mengungkapkan sekitar 300 karyawan RSHS yang diperiksa terdiri dari dokter, perawat, driver, hingga satpam.
"Hari ini, kami memeriksakan prioritas pertama, yaitu para dokter, terdiri dari dokter penyakit dalam, dokter anestesi, dokter patologi klinik, dan dokter anak, juga dokter peserta didik Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) masing-masing Kelompok Staf Medis KSM). Lalu diikuti para perawat, perawat dari ruang rawat inap khusus, dari isolasi instalasi gawat darurat, dari isolasi instalasi rawat jalan," ujar Nucki.
Selain itu, rapid test juga dilakukan terhadap tenaga non tenaga kesehatan dari driver.
"Ada tiga driver yang bantu mobilisasi pasien positif Covid-19. Satpam juga mengamankan (pasien), close contact. Kemudian petugas forensik yang memandikan jenazah terkonfirmasi positif Covid-19. Juga petugas penunjang lain seperti Tata Usaha di area ring satu, termasuk cleaning service," kata Nucki.
Dia menjelaskan, karyawan RSHS yang diperiksa hari ini tersebut dengan teratur mengantri untuk diperiksa dan mengisi nama lengkap, tanggal lahir, unit kerja, serta nomor telepon.
Apabila jumlah peralatan tes memungkinkan, Nucki menambahkan bahwa RSHS akan turut memeriksakan karyawan di ring dua, yaitu tenaga kesehatan yang menyeleksi ODP maupun PDP yang belum terkonfirmasi.
"Prioritas kedua, yaitu shift berikutnya di ring satu. Apabila jumlah alat memungkinkan, kami juga akan memeriksakan petugas di daerah ring dua karena cukup berbahaya sehingga mereka tetap berisiko meski lebih kecil dari ring satu," ucapnya
RSHS juga sudah menyiapkan Gedung Anggrek lantai satu hingga lantai lima untuk sarana penanganan Covid-19. Rinciannya, kapasitas untuk menampung pasien Covid-19 yang terkonfirmasi disediakan di satu lantai untuk kurang lebih 40-60 orang.
"Kemudian untuk yang belum terkonfirmasi ada dua lantai, (kapasitas) sekitar 100 orang. Satu lantai lain untuk staf," kata Nucki.
Nucki pun menuturkan, RSHS Bandung terus berupaya meningkatkan pelayanan sebagai garda terdepan Jabar dalam menangani virus SARS-CoV-2 tersebut, terutama dalam merawat pasien.
"Kami juga merawat pasien confirm maupun non-confirm yang memerlukan alat bantu napas. Kami perluas kapasitas itu jadi sekitar 22. Masalahnya, sarana ada, SDM ada, kami perlu bantuan ventilator. Saat ini kurang enam sampai tujuh ventilator," tuturnya.
Simak video pilihan di bawah ini:
Advertisement