Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tak henti-hentinya menyampaikan imbauan kepada warganya agar menjaga kebersihan dan physical distancing (menjaga jarak fisik-red) guna mencegah penularan virus corona baru (Sars-CoV-2) yang memicu penyakit COVID-19.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, M. Fikser mengatakan, imbauan tersebut berkali-kali dilakukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) saat keliling ke berbagai kawasan melalui pengeras suara, kemudian Satpol PP dan Kasatgas yang ada di kelurahan se-Kota Surabaya.
"Bahkan, berbagai imbauan itu juga mengggunakan berbagai fasilitas pemerintah, seperti di traffict light yang ada pengeras suaranya dan juga tempat penyeberangan orang yang ada pengeras suaranya juga kami bikinkan imbauan. Lalu, videotron-videotron juga banyak yang kami letakkan imbauan,” kata Fikser, Rabu (25/3/2020).
Baca Juga
Advertisement
Adapun beberapa imbauan yang selalu disampaikan itu adalah physical distancing, misalnya dengan menjaga jarak minimal satu meter saat berdekatan dengan orang lain. Kemudian, mencuci tangan dengan sabun, jika tak ada hand sanitizer.
"Pastikan kalau keluar masuk rumah maupun kantor dengan mencuci tangan sekitar 20-30 detik. Tempat ibadah dan ruang publik juga harus dibersihkan dengan obat pembasmi kuman,” urai mantan Kabag Humas ini.
Fikser menuturkan, berbagai upaya yang harus dilakukan oleh warga untuk mencegah virus Sars-CoV-2 ini harus lebih ekstra dari biasanya. Hal ini penting untuk menjaga kebersihan lingkungan agar tak tertular dengan virus yang tengah merebak ini
Bahkan, hingga saat ini Pemkot Surabaya sudah memasang 610 wastafel portable yang tersebar di berbagai kawasan di Surabaya. Tak hanya itu, di tempat-tempat umum, juga didirikan sejumlah bilik sterilisasi yang diberi nama “Trisakti”.
"Harapan kami berbagai fasilitas ini bisa dimanfaatkan dengan baik untuk mencegah virus ini," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Hindari Kerumuman Publik
Di samping itu, ia juga berharap ada kebijakan meliburkan anak sekolah dan pekerja mampu dimanfaatkan untuk bersama dengan keluarga. Apabila tak ada kegiatan yang sangat penting dan mendesak, sebaiknya tak keluar rumah.
"Hindari kerumunan di tempat publik. Ini untuk mengurangi risiko penularan,” kata dia.
Selain itu, Fikser juga memastikan, pemkot terus membuat bilik sterilisasi yang dibuat langsung oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) bersama Dinas PU Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) serta Dinas Kebersihan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH). Bahkan, setiap hari sedikitnya 10 unit bilik sterilisasi dibuat dan selanjutnya dipasang di berbagai titik di Kota Surabaya.
"Kita harapkan, dengan ruang sterilisasi ini warga yang ada di sekitar lokasi atau yang melewati bilik itu, tolong berhenti sebentar dan masuk ke bilik sterilisasi itu. Aman bagi tubuh dan manusia. Sekitar 12 detik disemprot di dalam agar diri kita bersih dari kuman dan virus-virus,” pungkasnya.
Advertisement