Cesc Fabregas Ungkap Alasan Tinggalkan Arsenal di 2011

Cesc Fabregas merasakan tekanan besar di musim terakhirnya bersama Arsenal, bagaimana ceritanya hingga dia pindah ke Barcelona?

oleh Defri Saefullah diperbarui 26 Mar 2020, 06:00 WIB
Cesc Fabregas ceritakan kembali kisah yang membuatnya harus tinggalkan Arsenal (AFP/Carl de Souza)

Liputan6.com, London- Cesc Fabregas mengungkapkan masalah terbesar yang dihadapinya saat memutuskan untuk meninggalkan Arsenal pada 2011. Dia mengatakan keputusan itu diambil karena beban yang harus ditanggungnya saat itu begitu besar.

Dia mengaku tak punya partner main yang setara di Arsenal. Dia mengatakan hanya Robin van Persie dan Samir Nasri yang bisa mengimbangi kemampuannya.

Arsene Wenger memboyong Fabregas ke Arsenal pada 2003. Wenger begitu yakin dengan pemuda jebolan La Masia saat itu.

Dia pun masuk dalam sejarah pemain termuda yang pernah menjadi starter untuk Arsenal. Dia tampil sebanyak 303 kali sepanjang karier 8 tahunnya di Arsenal.

Dia berhasil mencuri hati fans Arsenal karena umpan-umpannya yang akurat. Namun dia membelot untuk pulang ke klub masa kecil, Barcelona.

 


Minim Trofi

Gelandang Chelsea, Cesc Fabregas, mengaku berhutang budi pada Arsene Wenger dan mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan ketika masih di Arsenal. (AFP/Leon Neal)

Gagal meraih trofi menjadi salah satu alasan Cesc Fabregas memilih untuk hengkang. Selama 8 tahun, dia hanya bisa meraih satu trofi Piala FA.

Fabregas mengaku merasa kesepian di Arsenal. Saat memutuskan pergi, dia merasa The Gunners sulit bersaing dengan klub-klub besar di Eropa.

"Saya kapten tim dan saya merasakan tekanan. Saya harus memimpin tim ini untuk memenangkan sesuatu. Saya memberikan segalanya. Terkadang saya pulang rumah setelah kalah dan menangis," katanya seperti dikutip Goal.com.

"Dalam dua atau tiga tahun terakhir, saya merasa hanya Robin dan Samir yang bisa mengimbangi saya. Ini bukan karena saya sombong, itu yang saya rasakan saat itu."

 


Ingin Hengkang

 

Karena sudah tak kuat menahan tekanan dan kebosanan, Fabregas memilih untuk pergi. Padahal, dia sempat ingin bertahan.

"Melihat kelakuan beberapa pemain membuat saya ingin mencoba sesuatu yang lain. Kalau bukan karena itu, saya mungkin tak akan hengkang saat itu," ujar Fabregas.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya