Liputan6.com - Padang Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat diberi kewenangan oleh Kementerian Kesehatan untuk menguji sampel pasien yang terindikasi terjangkit virus corona Covid-19.
Dalam perizinannya, laboratorium ini sudah bisa melakukan uji sampel tersebut mulai hari Selasa 24 Maret 2020, tetapi pengoperasiannya masih ditunda karena menunggu cairan reagen yang akan didatangkan dari Korea.
Baca Juga
Advertisement
"Izin Kemenkes ini sangat membantu sekali karena hasil uji sampel virus corona di Sumbar bisa diketahui dalam waktu 24 jam," kata Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno kepada Liputan6 com, Kamis (26/3/2020).
Menurutnya pemangkasan waktu untuk mengetahui hasil laboratorium ini jauh lebih singkat dibanding biasa yang butuh waktu hampir satu minggu bahkan lebih. Dengan demikian sebaran corona covid-19 lebih bisa dipantau dan ditangani secara cepat.
Setelah alat itu tiba, lanjut gubernur, nantinya masyarakat Sumbar akan bisa diperiksa langsung untuk mengetahui diagnosis corona Covid-19 selama 24 jam. Apalagi, juga didukung peralatan laboratorium yang canggih lainnya.
Irwan menyebut RS Unand telah memiliki para dokter ahli yang meneliti virus untuk mendukung penggunaan alat laboratorium tersebut.
"Tinggal menunggu yang dari Korea Selatan itu, setelahnya langsung bisa dioperasikan," ujarnya.
Simak video pilihan berikut ini:
Bantu Disinfektasi
Sementara Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit mengatakan, pihaknya telah melakukan beragam upaya telah untuk mengantisipasi penyebaran virus corona tersebut.
"Mulai dari pemeriksaan dan pengawasan ketat di setiap pintu masuk ke Sumbar, hingga menyediakan fasilitas dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni," jelasnya.
Kemudian ada dua rumah sakit rujukan untuk pasien Covid-19 yakni RSUP M Djamil Padang dan RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi yang memiliki ruang isolasi menampung pasien.
"Hanya saja, kedua RS itu dikhawatirkan tidak akan mampu menampung semua pasien jika dalam keadaan darurat," ujar Nasrul.
Apalagi jika pasien terjangkit bersamaan dalam jumlah banyak. Oleh sebab itu, pihaknya juga mempersiapkan RS Unand untuk perawatan pasien. Dengan kapasitas yang ada, ia berpendapat RS Unand paling siap menangani pasien jumlah banyak, yakni sekitar 23 pasien.
Kemudian pihaknya juga melakukan disinfektasi secara berkesinambungan di berbagai tempat publik, seperti bandara, perkantoran, transportasi umum, dan jalan raya.
Advertisement