Seungri dan Virus Corona Dikabarkan Bikin Aori Ramen Pailit

Aori Ramen mengajukan pailit ke pengadilan, alasan utamanya adalah Seungri.

oleh Ratnaning Asih diperbarui 27 Mar 2020, 10:30 WIB
Aori Ramen mengajukan pailit ke pengadilan, alasan utamanya adalah Seungri. (AP/Ahn Young-joon)

Liputan6.com, Seoul - Pada masa jayanya, Seungri tidak hanya dikenal sebagai anggota Bigbang, tapi juga pebisnis. Salah satu bisnisnya yang maju pesat adalah kuliner Jepang, Aori Ramen.

Namun kini, kerajaan bisnis kuliner yang didirikan Seungri dikabarkan runtuh. Dilansir dari Koreaboo, Aori FNB atau Factory N, mengajukan pailit kepada Pengadilan di Seoul pada hari Kamis (26/3/2020).

Langkah ini dilakukan karena besarnya utang melebihi aset perusahaan. Seungri dituding sebagai penyebab buruknya keuangan perusahaan ini.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.


Risiko Kepemilikan Seungri

Seungri dan restoran Aori Ramen. (Foto: instagram.com/seungriseyo)

Perusahaan ini menyatakan alasan terbesar mengajukan pailit adalah "Risiko Kepemilikan Seungri". Perusahaan ini mengatakan skandal Burning Sun yang menimpa Seungri membuat penjualan terus menurun.

Padahal pada Maret 2019, diberitakan bahwa Aori Ramen telah memutuskan hubungan dengan Seungri, demi menarik kembali pelanggan. Rupanya hal ini tak begitu berhasil. 


Virus Corona

Petugas medis beristirahat saat menunggu pasien virus corona (COVID-19) di luar sebuah rumah sakit di Daegu, Korea Selatan, Minggu (23/2/2020). Daegu menjadi pusat penyebaran virus corona di Korea Selatan. (Im Hwa-young/Yonhap via AP)

Alasan lain adalah seruan boikot atas hal-hal tentang Jepang, menyusul gesekan politik Korea Selatan dengan negara ini.

Ini masih ditambah dengan perlambatan ekonomi, yang terutama disebabkan oleh wabah virus Corona.

 


Tutup

Factory N menyatakan mereka akan menyetop proyek Aori Ramen. Beberapa cabang restoran ini memang masih beroperasi, tapi itu pun akan tutup dalam waktu dekat.

Cabang Aori Ramen di Malaysia dan China pun mengalami nasib serupa.

 


Apa yang Terjadi?

Pengadilan nantinya akan melihat apakah penilaian Factory N atas kondisi perusahaan mereka benar-benar obyektif. Pengadilan juga melihat apakah perusahaan ini memang benar-benar memiliki utang yang tak bisa dibayar, bukan hanya sekadar keadaan sementara di mana utang melebihi aset perusahaan.

Bila kondisi pailit ini diterima, kreditur personal tak bisa memaksa Factory N untuk membayar utang. Gantinya, petugas berwenang akan membagikan aset yang tersisa kepada para kreditur.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya