Setiap 12 Menit, Virus Corona COVID-19 Renggut 1 Nyawa di Iran

Kementerian Kesehatan Iran mengatakan, satu warga Iran meninggal dunia akibat Virus Corona jenis baru setiap 12 menit.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 26 Mar 2020, 17:24 WIB
Petugas medis merawat seorang pasien yang terinfeksi virus corona atau COVID-19 di sebuah rumah sakit di Teheran, Iran, Minggu (1/3/2020). Kasus virus corona di Iran mengalami lonjakan tajam dalam beberapa hari. (Ali Shirband/Mizan News Agency via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Hingga Kamis (26/3/2020), kasus positif Virus Corona COVID-19 di Iran mencapai 29.406 orang. Sebanyak 2.234 di antaranya meninggal dunia, dan 9.625 pasien telah sembuh.

Kementerian Kesehatan dan Pendidikan Kedokteran Iran mengatakan, satu warga Iran meninggal dunia akibat Virus Corona jenis baru setiap 12 menit.

Menurut Kepala Hubungan Masyarakat dan Pusat Informasi Kementerian Kesehatan dan Pendidikan Kedokteran Iran Kianush Jahanpur, dalam beberapa hari terakhir tren penularan COVID-19 di ibu kota Teheran dan sejumlah provinsi lainnya mengalami peningkatan.

"Saat ini, tingkat penularan COVID-19 di Teheran mencapai 13 persen, sementara provinsi Isfahan, Khorasan Razavi dan Azarbaijan Timur baru-baru ini mengalami peningkatan level infeksi dan lebih banyak kasus kematian," tuturnya, seperti dilaporkan kantor berita resmi Iran, IRNA.

Iran merupakan salah satu negara yang terdampak pandemi Virus Corona COVID-19 paling parah di dunia. 

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Tolak Bantuan Luar Negeri

Petugas medis merawat seorang pasien yang terinfeksi virus corona atau COVID-19 di sebuah rumah sakit di Teheran, Iran, Minggu (1/3/2020). Sejauh ini, Iran mencatat ada 1.501 kasus virus corona dengan 66 korban meninggal. (Ali Shirband/Mizan News Agency via AP)

Badan amal medis yang berpusat di Prancis telah menawarkan bantuan untuk Iran, dalam menangani kasus Virus Corona COVID-19. Namun, negara tersebut nampaknya masih mengesampingkan bantuan dari negara asing, walaupun kasus kematiannya sudah mencapai 2.000 lebih.

"Karena mobilisasi nasional Iran terhadap virus dan penggunaan penuh dari kapasitas medis angkatan bersenjata, sekarang rasanya (Iran) tidak perlu tempat tidur rumah sakit yang diatur oleh pasukan asing, dan kehadiran mereka pun dikesampingkan," kata Alireza Vahabzadeh, penasihat menteri kesehatan Iran. Demikian seperti dikutip dari Al Jazeera, Rabu (25/3/2020). 

Doctors Without Borders (MSF) mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya berencana untuk mengirim tim dan peralatan beranggotakan sembilan orang untuk mendirikan sebuah rumah sakit dengan 50 tempat tidur, membangkitkan perlawanan dari kalangan ultra-konservatif di Republik Islam yang menuduh staf MSF akan bertindak sebagai "mata-mata".

Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran Kianoush Jahanpour sebelumnya mengatakan catatan 1.762 kasus baru dikonfirmasi di Iran selama 24 jam terakhir dengan 24.811 orang terinfeksi.

Dia mengumumkan 122 kematian baru akibat Virus Corona baru itu, meningkatkan jumlah resmi menjadi 1.934 di salah satu negara yang paling parah di dunia.

MSF mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka tidak memahami keputusan oleh otoritas Iran untuk membatalkan misi yang telah diatur sebelumnya untuk mendirikan fasilitas untuk memerangi Virus Corona pemicu COVID-19 di Isfahan.

"Kami terkejut mengetahui bahwa penyebaran kesatuan perawatan kami dibatalkan," Michel-Olivier Lacharite, yang bertanggung jawab atas tim tanggap krisis Medecins Sans Frontieres, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Dia mengatakan kelompok itu telah diberikan persetujuan sebelumnya dan siap untuk menyiapkan unit 50 tempat tidur pada akhir minggu. Dia mengatakan mereka masih siap untuk ditempatkan di Iran atau di tempat lain di kawasan itu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya