Penuhi Permintaan Pemerintah, Miliarder Inggris Gerak Cepat Produksi Ventilator

Sebanyak 8.175 perangkat ventilator untuk menolong sekitar 60 juta warga Britania Raya dan Irlandia Utara masih belum memadai.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 26 Mar 2020, 21:00 WIB
Petugas medis dari Provinsi Jiangsu bekerja di sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Para tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Liputan6.com, Jakarta Miliarder asal Inggris Sir James Dyson ikut ambil bagian dalam memerangi wabah Virus Corona atau Covid-19. Dia memastikan mengeluarkan kemampuan dan sumber daya perusahaan untuk bantu memerangi pandemi, khususnya di Britania Raya.

Dia menjawab permintaan pemerintah setempat untuk merancang ventilator rumah sakit yang diperlukan guna menolong pasien yang kritis akibat Virus Corona.

Mengutip laman Forbes, Kamis (26/3/2020), permintaan ini datang setelah Departemen Kesehatan dan Sosial Pemerintah Inggris memperingatkan bahwa sebanyak 8.175 perangkat yang dimiliki untuk menolong sekitar 60 juta warga Britania Raya dan Irlandia Utara masih belum memadai.

Pada pekan ini, otoritas setempat menyerukan kehadiran ventilator medis yang dipercaya dapat diproduksi dan disebarkan cepat ke seluruh penjuru negaranya.

Sebagai perbandingan, Amerika Serikat (AS) telah melaporkan menyediakan 160 ribu ventilator untuk populasi sebanyak 320 juta orang dengan tambahan 12.700 stok strategis nasional di dalamnya.

Asosiasi Rumah Sakit AS juga telah memperkirakan sekitar 960 ribu warganya dapat mengandalkan perangkat medis untuk bernafas selama pandemi virus corona.

Panggilan tersebut seakan menjadi peringatan bagi para pengusaha Britania Raya. Tak lama setelahnya, raksasa perbankan HSBC menyatakan bahwa pinjaman cepat akan segera disediakan untuk perusahaan rintisan (startup) yang mau mengambil tantangan tersebut.

 


Janji Dyson

Petugas medis merawat seorang pasien yang terinfeksi virus corona atau COVID-19 di sebuah rumah sakit di Teheran, Iran, Minggu (1/3/2020). Kasus virus corona di Iran mengalami lonjakan tajam dalam beberapa hari. (Ali Shirband/Mizan News Agency via AP)

Sir James Dyson merupakan pengusaha bagless vacuum dan mesin pengering tangan yang sukses mencatat angka penjualan sebesar USD 5,8 miliar (Rp 87 triliun) pada 2018.

Dyson juga mempekerjakan lebih dari 5.800 teknisi dari seluruh dunia dan menginvestasikan sekitar USD 10 juta tiap pekan untuk pengembangan produk.

Menjawab ajakan Pemerintah Inggris tersebut, Dyson lantas mengerahkan orang-orangnya untuk membuat proyek yang dianggap super kompleks dan dikerjakan dalam kurun waktu yang sangat menantang.

"Kami telah mengerahkan keahlian dalam mengendalikan udara, motor, power system, manufaktur, dan rantai pasokan. Kami juga bekerja dengan perusahaan pengembang teknologi medis yang berbasis di Cambridge, The Technology Partnership," ungkap juru bicara Dyson.

Dyson lalu mengonfirmasi bahwa ventilator buatannya akan diujicoba di laboratorium dan dites kepada manusia. Ketika rancangannya selesai, ia akan berupaya keras untuk mengatasi kebutuhan mendesak ini secepat mungkin.

Adapun Dyson bukan wirausahawan pertama yang menyadari akan pentingnya kebutuhan ventilator dalam menghadapi Virus Corona.

Sebelumnya, pendiri Tesla Elon Musik mengonfirmasi telah mendatangkan 1.200 ventilator dari China ke Los Angeles, Amerika Serikat.

"Yup, China punya kelebihan pasokan. Jadi kita membeli 1255 FDA-approved ResMed, Philips & Medtronic ventilator pada Jumat malam, dan mengirimnya ke LA. Jika kamu ingin memasang ventilator gratis, beri tahu kami!" cuit Elon Musik lewat akun Twitter resminya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya