Liputan6.com, Sikka Untuk mendekteksi virus Corona (Covid 19), salah satu yang bisa dilakukan adalah pengecekan suhu tubuh menggunakan thermo gun. Namun di wilayah pelabuhan Lorens Say Maumere dan Bandara Udara Frans Seda Maumere hanya memiliki satu (1) alat pengukur suhu atau Thermo Gun.
Kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan permasalahan yang selalu terjadi saat wabah vitus corona meramba masuk wilayah Indonesia, Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) maupun gugus tugas penanganan Covid 19 di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
Advertisement
"Pemeriksaan virus corona (Covid 19) di pelabuhan Lorens Say Maumere dan Bandara Udara Frans Seda maumere hanya menggunakan satu alat thermo gun untuk memeriksa para penumpang yang turun dan naik diatas kapal dan maupun pesawat," ungkap Wendelinus Tesen, kordinator Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Laurens Say Maumere, Kamis (26/3/2020)siang
Untuk mengukur suhu badan pada para penumpang di pelabuhan laut Lorens Say dan Bandara Udara Frans Seda, hanya memiliki satu alat yang vital dan sangat dibutuhkan seperti thermo gun pun hanya satu dimiliki oleh petugas di satuan gugus tugas penanganan Covid-19 di Kabupaten Sikka sehingga alatnya sering dipakai bergantian antara Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Bandara Frans Seda Maumere.
"Karena hanya memiliki 1 alat thermo gun, kita selalu mebuat aturan untuk penumpang naik kita skrining lebi duluh, baru kita lakukan lagi skrining penumpang turun, sehingga bisa memperoleh hasil yang maksaimal," ujarnya.
Dikatakannya, terbatasnya alat tersebut membuat KKP Maumere dan Bandara Frans Seda Maumere harus bergantian menggunakan peralatan tersebut disesuaikan dengan kedatangan kapal dan pesawat terbang.
"Walaupun hanya 1 thermo gun hasilnya maksimal karena langsung terbaca hasilnya, dimana ketika kita screning langsung terbaca hasilnya," sebutnya.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Hanya wawancara
Kalau kapal laut dan pesawat tiba bersamaan, kata dia, maka penumpang pesawat hanya dilakukan wawancara saja tetapi penumpang yang berasal dari daerah terjangkit wajib dilakukan pemeriksaan suhu tubuh menggunakan thermo gun
“Kita prioritaskan dahulu pemeriksaan penumpang kapal dan anak buah kapal di pelabuhan karena di bandara pasti sudah dicek di bandara keberangkatan. Kita sudah usulkan penambahan alat tetapi masih dibeli oleh pemerintah,” sebutnya.
Dengan jumlah penumpang yang banyak dan kapasitas dermaga pelabuhan Loren Say sangat kecil maka terjadi penumpukan, tetapi diatur penumpang turun secara bertahap dari atas kapal.
Menyiasati kekurangan alat maka petugas medis saran dia, bisa menggunakan thermo gun bila situasinya mendesak dan saat bersamaan alat tersebut sedang dipergunakan di Pelabuhan Laurens Say dan Bandara Frans Seda.
Ia mengharapka alat thermo gun perlu ditambah karena kami kewalahan bila harus memeriksa penumpang kapal Pelni dalam jumlah yang banyak. Kami sudah sampaikan ke Pemerintah Kabupaten Sikka.
Selain itu dirinya juga meminta agar ada penambahan petugas medis untuk membantu pemeriksaan di Pelabuhan Laurens Say Maumere bila ada kapal penumpang milik Pelni yang masuk karena petugas KKP hanya 3 orang saja.
Bahkan dirinya bersama petugas KKP Maumere minim istirahat karena kapal barang dan penumpang selalu bersandar di Pelabuhan Laurens Say hampir setiap harinya.
Advertisement