Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Virus Corona COVID-19 masih meluas ke banyak penjuru negara. Menyebar sejak akhir tahun 2019 lalu dari Wuhan di China tengah.
Kini tercatat hanya dalam waktu sekitar dua hari, total kasus Corona COVID-19 di seluruh dunia melonjak dari 400.000 menjadi 500.000 kasus.
Advertisement
Hingga Kamis 26 Maret 2020 pukul 14.00 EST atau Jumat (27/3) pukul 01.00 WIB, jumlah kasus COVID-19 di seluruh dunia menembus angka 500.000, demikian menurut Center for Systems Science and Engineering (CSSE) di Universitas Johns Hopkins.
Data terbaru itu mencatat 510.108 kasus dengan 22.993 kematian, papar CSSE.
Di luar China, seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (27/3/2020), negara-negara yang melaporkan lebih dari 10.000 kasus meliputi Italia, Amerika Serikat, Spanyol, Jerman, Iran, Prancis, dan Swiss. Italia mencatat jumlah kasus kematian tertinggi akibat penyakit tersebut, yaitu 8.165 kasus, menurut CSSE.
Hanya dalam waktu sekitar dua hari, total kasus Corona COVID-19 di seluruh dunia melonjak dari 400.000 menjadi 500.000 kasus. Sejauh ini, lebih dari 170 negara dan kawasan telah melaporkan kasus COVID-19, kata CSSE.
Saksikan Juga Video Berikut Ini:
Jumlah Pasien Corona COVID-19 di AS Terbanyak di Dunia
Jumlah warga Amerika Serikat yang terpapar Corona COVID-19 dilaporkan menjadi yang paling tertinggi di dunia untuk saat ini.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (27/3/2020) dalam laporannya Johns Hopkins University dan The New York Times menyebutkan bahwa jumlah pasien positif Virus Corona COVID-19 di AS melampaui China dan Italia.
Johns Hopkins mengatakan AS memiliki 82.404 kasus, sedangkan Times mengatakan setidaknya ada 81.321 orang yang dinyatakan positif COVID-19.
Sementara itu, kasus positif Corona COVID-19 di Italia berada pada angka 80.539 dan China di 81.285, menurut penghitungan AFP pada Kamis, 26 Maret 2020.
Rumah sakit di Amerika Serikat dilaporkan semakin kewalahan dengan COVID-19 dan 40 persen orang AS berada di bawah perintah lockdown untuk mencegah penyebaran penyakit.
Setidaknya 1.178 orang telah meninggal karena COVID-19 di AS, menurut Johns Hopkins.
Sementara kematian tetap lebih tinggi di tempat lain, para ahli mengatakan jumlah infeksi baru menunjukkan bahwa lebih banyak orang Amerika akan meninggal akibat virus ini.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta agar tak ada lagi aksi kebencian terhadap warga keturunan Asia di negaranya. Belakangan, muncul video-video viral bernuansa rasis yang menimpa warga Asia di AS akibat penyebaran Virus Corona (COVID-19).
Presiden Trump berkata warga Asia di AS adalah orang-orang luar biasa. Ia mengaku prihatin melihat aksi kebencian terhadap warga keturunan Asia dan berjanji memberi perlindungan.
"Sangat penting agar kita betul-betul melindungi masyarakat Amerika keturunan Asia di Amerika Serikat, dan seluruh dunia. Mereka adalah orang-orang luar biasa, dan penyebaran Virus ini bukan keselahan mereka dalam cara, bentuk, atau wujud apa pun," tegas Donald Trump via Twitter seperti dikutip Selasa (24/3/2020).
"Mereka bekerja secara dekat dengan kita untuk menyingkirkan virus itu. Kita akan berhasil bersama!" ujarnya dalam twit lanjutan.
Advertisement