Pakar Kesehatan AS Ungkap Sumber Virus Corona COVID-19 di Italia

Kasus Virus Corona (COVID-19) di Italia adalah yang terburuk di Eropa. Pakar Gedung Putih menyebut ada faktor turis.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 27 Mar 2020, 21:00 WIB
Orang-orang menjaga jarak saat antre memasuki kantor pos di Roma pada 10 Maret 2020. Wabah Virus Corona memaksa Italia memberlakukan Lock Down, atau karantina yang mencakup tidak adanya pertemuan di ruang publik, hingga anjuran agar menjaga jarak, bahkan ketika beribadah. (Alberto PIZZOLI/AFP)

Liputan6.com, Washington, D.C. - Italia menjadi wilayah di Eropa dengan kasus Virus Corona (COVID-19) yang paling parah. Rumah sakit di negeri itu pun kewalahan karena lonjakan pasien. Totalnya ada lebih dari 80 ribu kasus di Italia. 

Pada akhir Januari lalu, Italia melaporkan ada sepasang turis lansia yang terkena Virus Corona. The Times menyebut keduanya berasal dari Wuhan. Saat itu kasus Virus Corona di Italia masih belum merebak seperti saat ini. 

Pakar kesehatan Gedung Putih, Dr. Anthony Fauci, menjelaskan, penyebaran Virus Corona di Italia karena faktor turis Tiongkok. Kasus terlanjur tersebar sebelum pemerintah dan masyarakat sadar. 

"Italia terkena dampak buruk karena mereka punya banyak importasi dari Tiongkok oleh turis-turis Tiongkok. Dan sebelum mereka sadar apa yang terjadi, sudah ada cukup orang-orang yang menjadi baseline penyebaran (Virus Corona) sehingga hal ini menjadi di luar kendali dan menyulitkan mereka," ujar Fauci dalam wawancara CNN seperti dikutip pada Jumat (27/3/2020).

Fauci menjabat sebagai Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS. Ia menyebut Eropa telah menjadi "Tiongkok baru" karena angkat Virus Corona yang tinggi.

Lokasi seperti New York yang banyak traveler otomatis turut memiliki banyak kasus baru, Fauci menjelaskan. 

Media Xinhua menyebut Italia adalah salah satu destinasi populer warga China. Pada 2018, turis Tiongkok di Italia ada sebesar 5,3 juta orang dan Januari lalu Bandara Fiumicino Leonardo da Vinci di Roma baru saja merayakan hubungan wisata Tiongkok-Italia. 

Antusiasme pemerintah Italia tak lepas dari fakta besarnya pemasukan dari turis Tiongkok. Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan Italia menyebut pada 2018, turis Tiongkok menghabiskan 353 juta euro di Italia atau sekitar Rp 6,3 triliun. 

Kasus rasisme di Italia sempat meningkat akibat Virus Corona. The Local melaporkan perilaku tak terpuji tersebut terjadi di beberapa kota. 

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


AS Kasus Terbanyak, Italia Kematian Tertinggi, China Pasien Sembuh Terbesar

Pekerja memproduksi masker di sebuah pabrik di Yangzhou, Provinsi Jiangsu, China, Senin (27/1/2020). Masker tersebut diproduksi untuk mendukung pasokan bahan medis saat wabah virus corona melanda China. (STR/AFP)

Virus Corona COVID-19 masih jadi pandemi global. Jumlah kasus pasien positif COVID-19 di dunia, hingga Jumat (27/3/2020), telah menembus angka 500 ribu.

Kasus terbanyak saat ini berada di Amerika Serikat, mengalahkan jumlah di China yang merupakan pusat wabah Virus Corona jenis baru ini. Sementara, jumlah kematian tertinggi berada di Italia, dan total pasien sembuh terbesar ada di China. 

Berdasarkan data dari www.worldometers.info/coronavirus, berikut ini jumlah kasus, kematian, dan pasien yang sembuh di Amerika, Italia, dan China sebagai tiga negara dengan jumlah infeksi Virus Corona COVID-19 tertinggi di dunia:

1. Amerika Serikat: 85.594 kasus, 1.300 kematian, 1,868 sembuh.

2. China: 81.340 kasus, 3.292 kematian, 74.588 sembuh.

3. Italia: 80.589 kasus, 8.215 kematian, 10.361 sembuh.

Dalam waktu sekitar dua hari, total kasus Corona COVID-19 di seluruh dunia melonjak dari 400.000 menjadi 500.000 kasus.

Hingga Kamis, 26 Maret 2020 pukul 14.00 EST atau Jumat (27/3) pukul 01.00 WIB, jumlah kasus COVID-19 di seluruh dunia menembus angka 500.000, demikian menurut Center for Systems Science and Engineering (CSSE) di Universitas Johns Hopkins.

Data terbaru itu mencatat 510.108 kasus dengan 22.993 kematian, papar CSSE.

Di luar China, negara-negara yang melaporkan lebih dari 10.000 kasus meliputi Italia, Amerika Serikat, Spanyol, Jerman, Iran, Prancis, dan Swiss. Italia mencatat jumlah kasus kematian tertinggi akibat penyakit tersebut, yaitu 8.165 kasus, menurut CSSE.

Hanya dalam waktu sekitar dua hari, total kasus Corona COVID-19 di seluruh dunia melonjak dari 400.000 menjadi 500.000 kasus. Sejauh ini, lebih dari 170 negara dan kawasan telah melaporkan kasus COVID-19, kata CSSE.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya