Agar Jualan Tetap Lancar, Pelaku Usaha Minta Akses Ojol ke Mal Dipermudah

Kemudahan akses Ojol ini diperlukan untuk memfasilitasi penjualan kepada konsumen, yang kini banyak berada di rumah.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Mar 2020, 13:56 WIB
Suasana pusat perbelanjaan yang relatif sepi pengunjung di Mal Grand Indonesia, Jakarta, Selasa (17/3/2020). Seiring meluasnya virus corona Covid-19 di Indonesia, pengunjung pusat perbelanjaan atau mal langsung turun drastis dengan penurunan fluktuatif sekitar 10-15%. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah pandemi virus corona (Covid-19), ojek daring atau online (ojol) berperan penting dalam mendorong penjualan industri ritel di pusat perbelanjaan. Untuk itu, Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) meminta agar akses masuk Ojol ke mal dipermudah.

Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah mengatakan, kemudahan akses ojol ini diperlukan untuk memfasilitasi penjualan kepada konsumen, yang kini banyak berada di rumah. Menurutnya, langkah ini akan membantu para tenant yang tengah sulit menjual barang dagangannya.

“Untuk itu, kami sedang berkoordinasi dengan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) agar akses Ojol dipermudah. Seperti lokasi parkir hingga pembebasan tarif parkir atau minimal diringankan,” kata Budihardjo di Jakarta, Jumat (27/3/2020).

Hippindo juga meminta agar ada penyesuaian dari pusat perbelanjaan, semisal pemindahan dapur para industri ritel food and beverage (F&B) agar mempercepat proses pengambilan barang oleh ojol. Sehingga, dengan ini akan mendorong penjualan industri ritel yang saat ini anjlok hingga 95 peree .

Sebelumnya, Hippindo juga telah mengirimkan surat kepada APPBI pada 19 Maret, agar memberikan pembebasan terhadap biaya sewa dan service charge selama tiga bulan. Sebab, Hippindo mengatakan industri ritel saat ini tengah dalam kondisi sulit.

Apalagi, kondisi sulit ini ditambah dengan kenaikkan upah minimum regional (UMR) yang diresmikan pada awal tahun. Selain itu, para industri ritel harus bersiap untuk membayarkan kewajiban tunjangan hari raya (THR) kepada karyawannya.

Budihardjo juga mengatakan, memang beberapa mal telah menyediakan akses masuk khusus Ojol supaya teratur dan rapi. Namun, saat ini yang dibutuhkan adalah fasilitas yang mempermudah penjualan online via ojol.

“Kami harus menjadi lokomotif terdepan mencari terobosan untuk mengahadapi kondisi sulit akibat wabah Covid-19 ini,” kata Budihardjo.


Tutup Sementara

Suasana mal yang sepi di kawasan Karawaci, Tangerang, Banten, Selasa (17/03/2020). Meluasnya wabah virus corona atau Covid-19, membuat sejumlah pusat perbelanjaan atau mal di wilayah Jabotabek sepi pengunjung. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APBI) Stefanus Ridwan mengungkapkan, selama masa pandemi Covid-19 ini sejumlah pusat perbelanjaan di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) dan luar Jawa telah tutup sementara.

Jumlah mal yang tutup ini diperkirakan akan semakin banyak mengingat pandemi yang makin meluas. Penutupan sementara mal tersebut rata-rata hingga 5-8 April 2020.

"Ada banyak mal yang memilih tutup untuk mencegah penyebaran virus Corona baru dan menghentikan jalur penyebarannya," ujar Stefanus di Jakarta, Selasa (24/3/2020).

Ditengah tingginya ketidakpastian terhadap pandemi Covid-19 ini, aktivitas ojol di banyak daerah di Indonesia masih cukup ramai. Terutama dalam menfasilitas transaksi pembelian makanan dan juga kebutuhan pokok.

Dengan mobilitasnya yang tinggi inilah diharapkan Ojol dapat menjadi solusi jangka pendek agar roda ekonomi tetap berjalan dan pencegahan penyebaran Covid-19 dapat dilakukan secara optimal.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya