Delivery Makanan Rentan Terpapar Corona COVID-19? Ini Kata Ahli

Apakah ada kemungkinan terpapar Corona COVID-19 dari makan yang kita pesan?

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 27 Mar 2020, 20:40 WIB
Ilustrasi makanan cepat saji atau fast food. (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Ketika bisnis tutup di seluruh dunia, koki restoran terus memasak makanan untuk umum, petugas kesehatan, dan mereka yang berada dalam layanan masyarakat.

Sebab, di tengah situasi lockdown di sejumlah negara, pemerintahnya mengizinkan restoran dan tempat membeli bahan pokok tetap buka meski tak melayani makan di tempat.

Tapi apakah ada kemungkinan terpapar Corona COVID-19 dari makan yang dipesan?

"Tidak ada bukti bahwa SARS-CoV-2 dapat ditularkan dengan memakan makanan. Saya membayangkan bahwa jika ini memungkinkan, risikonya sangat rendah," kata Angela L. Rasmussen, PhD seorang ahli virologi di fakultas Pusat Infeksi dan Kekebalan di Sekolah Kesehatan Masyarakat Columbia Mailman.

Rekomendasi saat ini untuk mencegah penyebaran Virus Corona adalah sering mencuci tangan dan menghindari menyentuh wajah, untuk mengurangi kemungkinan virus hadir mencapai saluran pernapasan.

Tetapi, jika Corona COVID-19 entah bagaimana berhasil masuk ke dalam makanan Anda, terlepas dari tindakan pencegahan ini, apakah Anda berisiko mendapatkannya?

"Panas hampir pasti mematikan virus, meskipun penelitian belum dilakukan untuk menggambarkan suhu atau durasi spesifik di mana inaktivasi terjadi," kata Rasmussen.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Virus Hancur di Saluran Pencernaan

Ilustraasi foto Liputan 6

Pizza hingga makanan yang digoreng dimasak pada suhu yang sangat tinggi, tetapi bagaimana dengan makanan dingin?

"Kami tidak memiliki data apa pun tentang ini. Meskipun makanan panas memiliki kemungkinan lebih kecil untuk memiliki virus infeksi tergantung pada suhu makanan, risiko tertular SARS-CoV-2 melalui makan makanan apa pun sangat rendah," kata Rasmussen.

"Makanan tidak dihirup ke saluran pernapasan dan virus yang ada kemungkinan akan mati di perut," kata Rasmussen.

"Tingkat asam yang tinggi, lingkungan dengan pH rendah seperti perut dapat mengganggu selubung dan menurunkan protein virus dan RNA yang merupakan komponen kunci lain dari partikel virus," tambahnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya