Liputan6.com, Jakarta - Usai menghadiri pemakaman Ibunda Sujiatmi Notomihardjo di Solo, Kamis siang, 26 Maret 2020, Presiden Jokowi langsung balik kanan menuju Istana Bogor, Jawa Barat. Suasana dukanya harus Ia kesampingkan demi mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual pada pukul 19.00 WIB.
Ada agenda penting yang dibahas dalam pertemuan itu. Yaitu terkait penanganan virus corona yang telah menjangkiti ratusan negara serta pelemahan ekonomi akibat pandemi global tersebut. Jokowi mengajak pemimpin G20 untuk berperang dengan dua 'musuh' tersebut
Advertisement
"Pertama, kita harus kuatkan kerja sama melawan Covid-19," kata Presiden di depan para pemimpin G20.
Menurut dia, G20 harus menjadi motor gerakan solidaritas dunia dalam penanganan Covid-19. Jokowi mendorong agar pandemi corona ini jangan sampai mengganggu kemitraan dan kerja sama yang sudah dibangun bertahun-tahun.
"Untuk itu, G20 harus aktif memimpin upaya menemukan anti-virus dan obat Covid-19, tentunya bersama WHO," ucapnya.
Sejak Jokowi mengumumkan dua orang positif corona pada 2 Maret 2020 lalu, virus tersebut kian menggila. Pergerakannya begitu cepat menyerang masyarakat Indonesia. Pertahanan kesehatan Indonesia pun dibuat kalang kabut dalam meredam keganasan virus itu.
Ini terlihat dari grafik pasien positif COVID-19 yang mulai menanjak sejak 9 Maret 2020. Di tanggal itu, ada 19 kasus. Bahkan pada tanggal 12 ke 13 Maret, meningkat menjadi 34 kasus hingga 69 kasus. Dan data terakhir per 27 Maret, pasien corona covid-19 telah melonjak tajam hingga mencapai 1.046 orang. Menembus angka psikologis.
Beragam cara dilakukan untuk memerangi virus ini. Tim medis yang berada di garda terdepan, yang sebelumnya minim amunisi, kini mulai disupply kebutuhannya oleh pemerintah. Alat pelindung diri (APD) yang menjadi SOP penting dalam penanganan pasien corona covid-19 mulai didrop. Pemerintah memastikan, alat itu telah sampai ke sejumlah daerah di Indonesia.
"Perlu saya sampaikan, dari stok APD yang ada di gudang Gugus Tugas yang berada di Halim (Perdanakusuma), dari 170 ribu stok sampai dengan pagi ini sudah terdistribusi 151 ribu. Jadi cadangan nasional 19 ribu," ujar PABAN IV/Operasi Dalam Negeri Kolonel Infanteri Aditya Nindra Pasha di Graha BNPB, Jakarta Pusat, Jumat (27/3/2020).
Dia menyebut, Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah membantu pemerintah untuk mendistribusikan APD ke daerah-daerah pedalaman yang membutuhkan sperti Papua.
"TNI telah membantu mendukung pelaksanaan pendistribusian ke wilayah di Provinsi Papua dan Papua Barat, kemudian juga di beberapa daerah yang berada di wilayah perbatasan," kata dia.
Selain itu, ada beberapa Provinsi yang APD-nya sudah dialokasikan namun belum terdistribusi denyan baik. Yakni Provinsi Riau, kemudian Provinsi Jambi, Provinsi Bengkulu, Provinsi Sumsel, Provinsi Gorontalo, dan Provinsi Sulawesi Tengah.
Tak hanya itu, sebanyak 40 ton bantuan alat medis dan Alat Pelindung Diri (APD) dari para pengusaha Cina pun tiba di Indonesia pada Jumat (27/3/2020). Bantuan alat medis itu diterima langsung Sekretaris Menko Maritim Agus Purwoto di gudang Angkasa Pura (AP) Kargo 530, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten.
Bantuan tersebut berasal dari donasi kemanusiaan yang diberikan oleh pengusaha Cina yang memiliki investasi di Indonesia. Dibawa dari negara asalnya menggunakan pesawat Garuda Indonesia jenis Boeing 777 dan tiba pada pukul 01.40 dini hari.
Sekretaris Menko Maritim Agus Purwoto yang menerima langsung bantuan tersebut mengatakan, penyerahan bantuan tersebut terealisasi berkat adanya kerja sama antara sejumlah instansi dan kementerian yang ada. Termasuk juga dari sejumlah perusahaan swasta dari Tiongkok yang berinvestasi di Indonesia.
"Para investor tersebut adalah perusahaan yang berinvestasi di Indonesia, seperti di Morowali, Kendari, Konawe, dan sekitarnya. Bergerak di bidang seperti nikel," jelasnya.
Pada tahap awal, bantuan berupa alat kesehatan yang berjumlah 40 ton itu baru diserahkan sebanyak 20 ton saja. Sisanya akan dikirim lagi ke Indonesia pada Sabtu, 28 Maret 2020. Hal itu lantaran pengangkutannya yang terpisah, karena ada beberapa alat kesehatan yang tidak dapat digabungkan dengan alat lainnya.
"Untuk saat ini ada alat medis yang terdiri atas set kit, tes kit untuk Covid-19, masker N95, masker bedah, hingga alat-alat APD seperti baju, kacamata, sarung tangan dan sebagainya," jelas Agus.
Menurut dia, bantuan tersebut akan diserahkan untuk membantu Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Serta bantuan itu akan didistribusikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ke seluruh Provinsi yang membutuhkan yang sudah dipetakan skala prioritasnya.
"Saat tiba ini hanya sehari di gudang BNPB untuk pendataan saja, setelah itu langsung didistribusikan," katanya.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Indonesia Memanggil Relawan
Meningkatnya jumlah pasien terkait corona covid-19 membuat tenaga medis kian kewalahan menghadapinya. Hal ini mengingat jumlah tim medis tidak sebanding dengan korban corona.
Karena itu, Indonesia memanggil anak bangsa, terutama mereka yang memiliki latar belakang kedokteran, yang siap membantu memerangi virus berbahaya ini. Dibutuhkan sekitar 1.500 dokter dan 2.500 perawat untuk menghentikan pandemi yang telah menyebar ke 28 provinsi di Tanah Air.
"Terutama dokter spesialisis paru, dokter spesialis anestesi, dokter umum pranata laboratorium, perawat, bagian admin rumah sakit sampai supir ambulance," ucap Koordinator Relawan Gugus Tugas Covid-19, Andre Rahardian.
"Kami dari gugus tugas penanganan Covid-19, sekali lagi memanggil, mengajak para relawan untuk menjadi bagian dari pejuang kemanusiaan," kata Andre saat konferensi pers.
Bagi siapa saja yang berminat, kata dia, pihaknya saat ini telah membuat microsite di BNPB untuk bisa menerima pendaftaran para relawan. Adapun alamatnya bisa dilihat langsung di website http://deskrelawanpb.bnpb.go.id/covid-19/.
Menjawab tantangan itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerja sama dengan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) menggalang dukungan secara sukarela dari para mahasiswa. Hingga ditutupnya pendaftaran tahap pertama, Selasa 24 Maret 2020, tercatat 15.000 mahasiswa menyatakan siap menjadi relawan.
“Ini sangat luar biasa. Gerakan ini bisa terwujud karena motivasi kuat para mahasiswa kesehatan dan bidang-bidang lain yang ditunjang semangat gotong royong memberikan kontribusi secara sukarela bagi masyarakat demi memerangi pandemi yang mengancam masa depan Indonesia,” kata Mendikbud Nadiem Anwar Makarim melalui keterangan tertulisnya, Kamis (26/3/2020).
“Mari kita tunjukkan bahwa anak-anak muda Indonesia secara sukarela berani dan bisa menyelamatkan nyawa-nyawa masyarakat Indonesia. Mari bersama kita taklukkan pandemi Covid-19. Mari kita tunjukkan bahwa institusi-institusi pendidikan bisa bergerak menjadi ujung tombak melawan pandemi ini," imbuhnya.
Nadiem menjelaskan ajakan sukarela untuk mahasiswa bidang kesehatan dan bidang-bidang terkait lain merupakan sesuatu sangat penting dilakukan saat ini. Relawan mahasiswa diterjunkan untuk melakukan program-program preventif dan promotif melalui komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat terkait Covid-19. Relawan mahasiswa juga dapat membantu pemerintah daerah melakukan pelacakan (tracing and tracking), membantu pelayanan call center di pusat maupun daerah serta pusat-pusat layanan Covid-19.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Plt. Dirjen Dikti), Nizam mengatakan, nantinya para relawan itu akan menjalani pelatihan secara daring yang sebagian melalui video conference, dan video streaming. Pelatihan pembekalan bagi relawan mahasiswa akan dilangsungkan selama tiga hari dengan pemateri dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kementerian Kesehatan dan para dokter senior.
"Pelatihan menghadapi Covid-19 ini sangat penting untuk menjaga keamanan dan meningkatkan kompetensi relawan dengan baik. Meskipun lewat daring, pelatihan tetap berjalan optimal dan diharapkan nanti relawan mahasiswa akan berjalan sesuai prosedur yang diberikan," ungkap Nizam.
Namun demikian, yang tak kalah penting, masyarakat juga diminta disiplin dan berkomitmen dalam menerapkan pola hidup sehat serta mematuhi aturan yang berlaku. Pemerintah saat ini meminta masyarakat untuk menerapkan physical distancing.
Selain itu, masyarakat juga diharapkan menghindari kerumunan massa yang berpotensi menyebarkan virus corona covid-19 ini. Segala aktivitas, baik kerja maupun ibadah hendaknya dapat dilakukan di dalam rumah. Bila tidak melaksanakan aturan ini, mata rantai virus corona covid-19 akan sulit terputus. Dan imbasnya, pandemi ini akan sulit dibasmi.
Advertisement