Liputan6.com, Palu - Keterbatasan jumlah Alat Pelindung Diri (APD) yang tengah dihadapi tenaga medis di Sulawesi Tengah dalam upaya mencegah wabah Corona Covid-19 mendorong sejumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Palu memproduksi APD secara massal. Produksi dilakukan juga atas permintaan pihak RS rujukan penanganan covid-19.
Baca Juga
Advertisement
Sudah sepekan ini dua SMK di Kota Palu, SMK Negeri 1 dan SMK Negeri 5 mulai memproduksi massal pakaian APD untuk dipasok ke rumah sakit rujukan penanganan covid-19. Di SMKN 5 Palu, produksi dilakukan guru.
Pihak sekolah tidak melibatkan siswa lantaran tengah diliburkan. Hingga Senin 23 Maret 2020, pihak sekolah kejuruan yang terletak di Kelurahan Tondo, Palu Utara itu telah memasok sebanyak 100 lembar APD ke RSUD Undata.
"Untuk sementara kami targetkan 200 lembar APD dalam dua pekan, itu atas permintaan RSUD Undata Palu. Jadi setiap hari puluhan lembar langsung kami pasok ke rumah sakit," kata Ketua Tim Produksi APD Medis SMKN 5 Palu, Rajapatta, Selasa (24/3/2020).
Secara teknis, pihak sekolah mengaku tidak kesulitan membuat pakaian pengaman tenaga medis itu sebab selain memiliki jurusan menjahit dan busana, peralatan produksi seperti mesin jahit dan alat potong kain juga telah tersedia. Pakaian APD yang diproduksi para guru tersebut terbuat dari bahan kain Spundbond yang umum digunakan di dunia kesehatan sebagai pengganti plastik.
Bimbingan pemilihan kain dan bentuk APD didapat para guru di sekolah ini dari pihak rumah sakit langsung untuk menjaga kualitas. Hanya saja seiring terus dilakukan produksi massal pakaian tersebut, bahan baku kain mulai sulit didapat.
"Sebelum membuat kami diberikan contoh salah satu APD dari rumah sakit. Bahannya juga sudah dites ketebalan dan kekuatannya. Kami harap ada pihak yang menyediakan bahan kain, sebab sudah mulai sulit didapat," Rajapatta menjelaskan.
Selain memproduksi untuk rumah sakit, pihak sekolah juga berencana menjual pakaian tersebut untuk siapa pun yang membutuhkan.
"Tapi untuk sementara kami prioritaskan untuk rumah sakit. Mereka lebih membutuhkan karena pakaian ini hanya sekali pakai," pungkas Rajapatta.
Simak video pilihan berikut:
Bentuk Partisipasi SMK di Tengah Krisis APD untuk Sulteng
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah, Irwan Lahace kepada Liputan6.com menjelaskan, pihaknya akan terus mendorong semua SMK di Sulteng, khususnya yang memiliki jurusan menjahit dan busana mengambil peran serupa sebagai bentuk partisipasi kemanusiaan kepada tenaga kesehatan. Pemerintah provinsi menurut Irwan, juga siap memberi dukungan kepada SMK-SMK untuk memenuhi kebutuhan APD di Sulteng.
"Untuk sementara memang baru 2 sekolah itu yang kami dorong memproduksi APD itu. Nantinya sekolah-sekolah lain juga kami upayakan bisa berpartisipasi juga. Kita sedang butuh aksi-aksi kemanusiaan seperti itu," Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Sulteng, Irwan Lahace menerangkan, Selasa (24/3/2020).
Krisis APD di tengah darurat pencegahan covid-19 di Sulawesi Tengah sendiri telah disuarakan oleh tenaga medis dan pihak rumah sakit yang menjadi rujukan. Di RSUD Undata yang menjadi rujukan tingkat provinsi, hingga awal Maret 2020 pihak rumah sakit mengaku baru memiliki 6 pasang pakaian APD medis untuk penanganan pasien di ruang isolasi.
"Kami butuh tambahan sebanyak-banyaknya, karena pakaian itu hanya sekali pakai, itu juga untuk antisipasi membludaknya pasien," ujar Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD Undata, dr Amsyar Praja, Senin (23/3/2020).
Upaya pencegahan penyebaran Corona Covid-19 oleh otoritas kesehatan Sulawesi Tengah bersama pihak keamanan semakin diperketat di Sulawesi Tengah setelah satu pasien RS Undata Palu dinyatakan Positif Covid-19 pada Kamis (26/3/2020). Bersamaan dengan itu kebutuhan APD bagi petugas kesehatan semakin mendesak.
Advertisement