Liputan6.com, Purbalingga - Arus pemudik tak terbendung. Perantauan yang sebelumnya bekerja di kota besar seperti di DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat pulang ke Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah menyusul terhentinya aktivitas perekonomian di sana akibat wabah virus Corona Covid-19.
Jadilah, jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) meningkat drastis. Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi melalui akun media sosialnya merilis jumlah ODP naik sebanyak 461 kasus.
"Jumlah kasus ODP dari 561 meningkat saat ini menjadi 968 orang," katanya pada Jumat, 27 Maret 2020.
Baca Juga
Advertisement
Lanjut Bupati Tiwi, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) meningkat dari 34 menjadi 41 orang. Hasil tes SWAB Dari 41 PDP tersebut menyatakan 5 pasien positif dan 5 pasien negatif.
Karena peningkatan pemudik di Purbalingga, Pemerintah Kabupaten membuat posko pemantauan Gugus Tugas Siaga Covid-19 di lima perbatasan.
Masing-masing berada di perbatasan rest area Kecamatan Karangreja, Pertigaan Pasar Kutawaba Kecamatan Karangreja, Balaidesa Kalitinggar Kecamatan Padamara, Terminal Bukateja, dan Terminal Jompo Kecamatan Kalimanah.
Kepala Dinas Perhubungan Yani Sutrisno, menambahkan petugas posko siaga selama 24 jam penuh. Personel gabungan terdiri dari TNI, Polri, PMI, Karangtaruna, dan Tenaga Medis.
Mereka dibagi dalam tiga shift untuk pemantauan virus Corona Covid-19 sehari penuh. Petugas akan menghentikan kendaraan yang masuk dan menyemprotkan disinfektan.
“Pengemudi dan penumpang juga disemprot disinfektan, diperiksa kesehatan termasuk suhu tubuh,” katanya.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Pemkab Purbalingga Siapkan 58 Ruang Isolasi
Untuk memaksimalkan pemantauan, setiap Kecamatan membentuk Posko Screening Pemudik. Petugasnya berasal dari tenaga medis masing-masing Puskesmas Kecamatan dan dibantu perangakat pemerintahan, serta organinasi masyarakat.
Di Posko Screening Kecamatan Karangmoncol contohnya, sampai hari ke-5, Kamis 26 Maret 2020 sudah melakukan screening kepada 600 pemudik. Pemudik mayoritas berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi.
"Suhu tubuh para pemudik rata-rata normal, tidak ada keluhan batuk pilek, sesak dan demam. Keluhan mereka rata-rata pusing dan kecapaian di perjalanan," ujar Galang Wiryadinata, petugas medis Puskesmas Karangmoncol.
Camat Karangmoncol, Juli Atmadi menambahkan setelah screening, para pemudik wajib karantina mandiri selama 14 hari kedepan. Jika ada keluhan kesehatan harus segera melakukan pemeriksaan ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.
"Selalu jaga kesehatan, jangan lupa selalu cuci tangan, hindari kerumunan, makan makanan yang bergizi dan berolahraga, agar imunitas kita selalu terjaga," pesannya kepada para pemudik.
Sebelumnya, Bupati Tiwi telah meminta jajaran Pemerintah Kabupaten menambah jumlah ruang isolasi di fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Swasta. Hal itu untuk mengantisipasi lonjakan PDP di Purbalingga.
Dia meminta bangunan baru atau kosong milik pemerintah disulap menjadi ruang isolasi alternatif. Seperti di Lingkungan Industri Kecil (LIK) Logam di kompleks UPTD Logam Kelurahan Purbalingga Lor dan gedung baru Puskesmas 2 Kemangkon yang berada di Desa Gambarsari.
“Ruangan yang sudah ada di RS Goeteng 23 ruang, RS Panti Nugroho 12, dan ruang isolasi diluar rumah sakit yakni di LIK Logam sebanyak 10 ruang,” ujar Tiwi saat meninjau LIK Logam beberapa waktu lalu.
Kemudian, ditambah persiapan 13 ruang isolasi di Puskesmas 2 Kemangkon. Sehingga, totalnya Pemkab Purbalingga menyiapakan 58 ruang isolasi.
Advertisement