Jakarta - Pandemi virus Corona penyebab COVID-19 menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia. Beragam cara sedang digulirkan untuk meredam wabah tersebut.
Beberapa gejala terserang virus corona adalah badan demam di aats 38 derajat Celcius dan pernapasan terasa sesak. Jika mengalami gejala pilek dan tenggorokan kering, apakah pertanda terinfeksi corona?
Advertisement
Meskipun pilek dan tenggorokan kering bisa menjadi gejala awal dari virus Corona penyebab COVID-19, namun hal pertama yang harus dilakukan adalah jangan panik. Tanda awal COVID-19 memang hampir sama dengan flu pada umumnya. Seperti demam, batuk, pilek, ataupun tenggorokan yang terasa kering.
Namun ada perbedaan dari keduanya. Lalu bagaimana membedakan pilek dan batuk kering karena pengaruh cuaca?
Dilansir dari intermountainhealthcare.org, virus corona baru atau COVID-19 adalah virus jenis baru yang sebelumnya tidak terlihat pada manusia.
Virus ini dapat menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Empat virus Corona lain yang sebenarnya sangat umum dan biasanya menimbulkan gejala ringan adalah flu biasa. Namun pada kasus COVID-19, penyebarannya dapat mengakibatkan penyakit kronis pada kelompok tertentu.
Misalnya pada usia di atas 50 tahun ke atas yang dibarengi dengan kondisi dasar seperti penyakit jantung, radang paru-paru hingga diabetes Gejala Covid-19 meliputi demam, batuk kering, kesulitan bernapas, gampang Lelah (kadang-kadang) dan merasakan nyeri dan pegal (kadang-kadang).
Selain itu ada juga sakit kepala (kadang-kadang) dan radang tenggorokan (kadang-kadang). Suhu tubuh normal manusia adalah 36-37 derajat celcius. Suhu diatas 38 derajat celcius dikategorikan sebagai demam. Gejala ringan biasanya muncul secara bertahap. Biasanya muncul antara 3-4 hari setelah terpapar virus. Dan maksimal adalah selama 14 hari.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Tak Ada Gejala
Namun dalam beberapa kasus, seseorang yang terinfeksi virus Corona, tidak menunjukkan gejala apapun. Dalam kasus seperti ini, mengkarantina diri sendiri adalah solusinya.
Hal ini membantu mengentikan penyebaran COVID-19. Selain itu dengan memperbanyak makanan bergizi dan menambah daya tahan tubuh, akan membantu penghentikan penyebaran virus corona tersebut.
Penanganan pada kasus dengan gejala ringan ini, akan hilang setelah 14 hari. Itulah sebabnya mengapa 14 hari dijadikan patokan dalam self quarantine. Sekitar 80 persen orang yang mendapatkan COVID-19 akan pulih tanpa memerlukan perawatan khusus.
Tetapi, satu dari enam orang yang terinfeksi virus Corona ini akan menjadi semakin parah. Dengan gejala yaitu kesulitan bernapas. Biasanya ini akan lebih banyak menyerang usia yang lebih tua dengan penyakit bawaan seperti jantung, diabetes atau radang paru-paru.
Advertisement
Gejala atau Pengaruh Cuaca
Perubahan cuaca juga membuat dampak bagi kesehatan. Salah yang paling umum adalah pilek dan tenggorokan terasa kering. Namun ditengah pandemi virus corona, gejala-gejala seperti pilek dan tenggorkan kering dapat menjadi salah satu sumber kepanikan masyarakat.
Beberapa orang mungkin selalu mengalami gejala yang sama saat perubahan cuaca terjadi. Hal tersebut adalah hal yang wajar. Untuk itu, jangan langsung menganggap gejala tersebut sebagai gejala virus corona.
Hal terbaik adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh, serta selalu ikut anjuran untuk melakukan social distancing atau melakukan self quarantine.
Cara Membedakan
Bagaimana membedakan flu biasa dengan virus corona Covid-19?
Virus corona dan flu biasa memiliki gejala awal yang sama. Keduanya pun dapat menyebabkan munculnya gejala kesulitan pernapasan. Menurut healthdirect.gov.au, influenza sering kali meliputi nyeri otot dan sakit kepala, sementara gejala-gejala ini jarang terjadi pada COVID-19.
Dilansir dari alodokter.com, berikut ini adalah perbedaan gejala flu biasa dengan gejala virus Corona :
Flu biasa
Flu biasa terjadi ketika rhinovirus menyerang saluran pernapasan. Umumnya, keluhan yang muncul datang dari hidung dan tenggorokan (saluran pernapasan atas). Gejala-gajalanya adalah sebagai berikut:
- Bersin-bersin
- Hidung tersumbat dan berair
- Sakit tenggorokan
- Sakit kepala ringan
- Batuk
- Demam (jarang)
- Gejala-gejala tersebut biasanya muncul 1–3 hari setelah terpapar virus dari orang lain yang sedang sakit.
Virus Corona :
Sama seperti rhinovirus, virus corona covid-19 juga menginfeksi saluran pernapasan. Oleh karena itu, orang yang menderita corona covid-19 bisa mengalami gejala yang mirip dengan flu biasa.
Ada 3 gejala utama yang dapat muncul pada corona covid-19, yaitu:
- Demam tinggi
- Batuk
- Sesak napas
- Pasien juga bisa mengalami nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, diare, mual, dan muntah. Namun, gejala ini jarang terjadi dan tidak khas pada pasien corona covid-19.
Pada kasus yang parah, infeksi virus corona covid-19 bisa menyebabkan komplikasi yang serius, seperti sindrom gangguan pernapasan akut, pneumonia (infeksi paru) yang berat, edema paru, dan kegagalan fungsi organ-organ tubuh, misalnya ginjal.
Jika mengalami gejala seperti diatas, sebaiknya jangan langsung ke rumah sakit. Karena justru penyebaran virus Corona lebih rentan terjadi di rumah sakit. Saat tubuh kekurangan imun, akan sangat mudah untuk terinfeksi penyakit lain, terutama virus Corona.
Sebaiknya tetap diam dirumah. Melakukan karantina diri agar tidak menyebar ke orang lain. Selain itu selalu mengkomsusi makanan yang bergizi dan menambah daya tahan tubuh. Lakukan selama 14 hari, untuk mencegah penyebaran yang lebih parah.
Disadur dari : Dream.co.id
Penulis : Ulyaeni Maulida
Published : Jumat, 27 Maret 2020
Disclaimer:
Bersama lebih dari 50 media nasional dan lokal, Bola.com ikut serta melakukan kampanye edukasi #amandirumah secara serentak di stasiun televisi, radio, koran, majalah, media siber, dan media sosial.
Bola.com secara intens akan memproduksi konten-konten edukasi informatif yang positif berkaitan dengan wabah virus Corona COVID-19 sebagai bagian gerakan moral bersama #medialawancovid19. Tolong bantu sebar seluas mungkin info positif ini ke seluruh lapisan masyarakat agar mata rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia dapat diputus.
Baca Juga
Advertisement