5 Perbedaan Hand Sanitizer dan Disinfektan Untuk Tangkal Corona Covid-19

Lima perbedaan hand sanitizer dan disinfektan yang sama-sama ampuh untuk melawan virus di masa pandemi COVID-19.

oleh Aning Jati diperbarui 28 Mar 2020, 14:50 WIB
ilustrasi hand sanitizer untuk mencegah virus corona | unsplash.com/@kellysikkema

Jakarta - Hand Sanitizer dan disinfektan. Kini dua istilah itu sering kita dengar menyusul masuknya virus Corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19 ke Indonesia. Indonesia jadi negara kesekian yang warganya terinfeksi virus asal Tiongkok tersebut.

Menurut catatan WHO, per Jumat (27/3/2020), lebih dari 500 ribu orang di seluruh dunia terinfeksi virus yang muncul pertama pada Desember 2019 ini.

Sementara di Indonesia, sesuai data Kementerian Kesehatan, telah ada 1064 orang positif COVID-19. Data ini memperlihatkan peningkatan dari sebelumnya.

Meski begitu, masyarakat tetap diminta tenang, tidak panik, dan tetap mematuhi imbauan-imbauan yang diberikan pemerintah, seperti melakukan karantina mandiri termasuk menjaga jarak (social distancing-physical distancing ) dan rutin mencuci tangan selama 20 detik setelah atau sebelum beraktivitas.

Mencuci tangan selama 20 detik mengunakan sabun dan air mengalir cukup efektif menangkal virus Corona yang mudah menular antarmanusia, serta dapat hidup berhaari-hari di permukaan jenis bahan tertentu.

Hanya, kita kerap menghadapi situasi di mana tak selalu bisa menemukan air bersih mengalir untuk mencuci tangan. Itulah mengapa, hand sanitizer atau penyanitasi tangan bisa menjadi opsi sementara pengganti air.

Hand sanitizer langsung menjadi buruan dan kini bak menjadi produk langka di masyarakat.

Sementara disinfektan, juga dikenal memiliki fungsi sama halnya hand sanitizer, yakni dapat membunuh kuman, bakteri, dan virus.

Namun, ada beberapa perbedaan mendasar yang perlu diketahui agar Anda tidak salah dalam memanfaatkannya.

Berikut rangkuman lima perbedaan dari hand sanitizer dan cairan disinfekta, yang aktif untuk menangkal virus Corona, seperti dilansir Bola.com dari Merdeka:

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.


Istilah

Pada dasarnya, hand sanitizer dan cairan disinfektan memiliki istilah yang sama, yakni campuran bahan-bahan kimia yang dapat membunuh mikroorganisme seperti kuman, bakteri, dan virus yang dapat merugikan dengan bertahan hidup dan bereproduksi di dalam sel makhluk hidup lainnya.

Namun, secara istilah, hand sanitizer lebih merujuk pada tindakan untuk melakukan sterilisasi pada anggota tubuh yang rentan menjadi sumber bakteri yaitu tangan.

Sedangkan istilah disinfektan lebih erat kaitannya dengan menjauhi infeksi yang dapat dilakukan oleh bakteri, virus, dan kuman yang menempel pada benda-benda di sekitar manusia. Kemudian, virus tersebut dapat menyebar dan menyebabkan gangguan kesehatan pada tubuh manusia.


Bahan

Dilansir dari Liputan6, bahan yang digunakan untuk membuat disinfektan berbeda dengan bahan yang terkandung di dalam hand sanitizer. Pada umumnya, cairan disinfektan menggunakan bahan-bahan kimia berupa senyawa chlorin, hydrogen peroksida, creosote, dan alkohol.

Tidak hanya itu, pada dasarnya disinfektan memiliki kandungan biosida yang cukup tinggi dibandingkan dengan hand sanitizer.

Sedangkan, hand sanitizer merupakan cairan pembunuh bakteri yang mengandung alkohol yang lebih banyak dibandingkan dengan cairan disinfektan yakni antara 60 hingga 100 persen, etanol, gliserol, dan hydrogen peroksida serta beberapa bahan kimia tambahan yang dapat membantu melembabkan kulit.


Cara Penggunaan

Cara menggunakan hand sanitizer, yaitu ambil dua hingga tiga tetes pada telapak tangan. Setelah itu, aplikasikan pada seluruh permukaan tangan yang meliputi telapak tangan, punggung tangan, sela-sela jari, serta punggung jari secara merata.

Sementara cairan disinfektan dapat dimanfaatkan untuk membunuh kuman, bakteri, dan virus dengan disemprotkan pada benda-benda yang sering tersentuh. Hindari menyemprotkan cairan disinfektan pada anggota tubuh ataupun bio organisme lainnya.

Cairan disinfektan dapat disemprotkan dua kali sehari. Semprotkan pada permukaan benda seperti gagang pintu, toilet, saklar lampu, meja, kursi, dan lain sebagainya.

Hindari menyemprotkan cairan disinfektan secara langsung pada makhluk hidup karena justru dapat memicu gangguan kesehatan. Itulah mengapa akan lebih baik untuk menggunakan alat pelindung seperti masker, kacamata khusus, dan sarung tangan plastik sebelum menyemprotkan cairan disinfektan pada permukaan benda di sekitar Anda.


Waktu Penggunaan

Adik Najwa Shihab, bagikan resep untuk membuat disinfektan di rumah.

Ada beberapa waktu yang tepat untuk menggunakan hand sanitizer, yakni pada waktu-waktu yang penting seperti setelah melakukan aktivitas, sebelum makan, setelah makan, setelah buang air kecil dan besar, dan lain sebagainya.

Pada prinsipnya, Anda dapat mengaplikasikan hand sanitizer sesering mungkin untuk menghindari kuman, bakteri, dan virus menempel lebih lama di tangan Anda.

Namun, akan lebih baik jika Anda sering mencuci tangan menggunakan sabun untuk membunuh kuman dengan efektif dibandingkan dengan hand sanitizer. Sebab, kandungan alkohol yang tinggi disinyalir dapat membuat tangan Anda kering, kasar, alergi, dan bahkan gangguan kesehatan pada permukaan kulit.

Di sisi lain, penggunaan cairan disinfektan yang disemprotkan pada permukaan benda dapat dilakukan cukup dua kali dalam sehari. Semprotkan pada saat sebelum memulai aktivitas yakni pada pagi hari dan setelah melakukan aktivitas yakni pada sore hari.

 

Disadur dari: Merdeka.com (Penulis: Mutia Anggraini. Published: 27/3/2020)

 

Disclaimer:

Bersama lebih dari 50 media nasional dan lokal, Bola.com ikut serta melakukan kampanye edukasi #amandirumah secara serentak di stasiun televisi, radio, koran, majalah, media siber, dan media sosial.

Bola.com secara intens akan memproduksi konten-konten edukasi informatif yang positif berkaitan dengan wabah virus Corona COVID-19 sebagai bagian gerakan moral bersama #medialawancovid19. Tolong bantu sebar seluas mungkin info positif ini ke seluruh lapisan masyarakat agar mata rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia dapat diputus.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya