Perbedaan Batuk Kering dan Batuk Berdahak, Gejala Corona COVID-19 Paling Berbahaya

Batuk kering dianggap jadi satu di antara gejala seseorang terinfeksi virus Corona, selain demam dan sesak napas.

oleh Aning Jati diperbarui 28 Mar 2020, 17:25 WIB
(Ilustrasi/Istimewa)

Jakarta - Virus Corona SARS-CoV-2 bisa menginfeksi semua lapisan usia, tua muda, dewasa, anak-anak, bayi, pria dan wanita. Bahkan, orang yang terlihat sehat sekalipun bisa terkena virus yang kali pertama ditengarai muncul di Wuhan, Tiongkok ini.

Alhasil, penting bagi masyarakat untuk mengetahui seperti apa gejala orang yang terinfeksi atau terjangkit virus Corona SARS-CoV-2, yang satu keluarga dengan virus penyebab MERS dan SARS ini.

Ada tiga gejala umum seseorang terinfeksi virus Corona, yakni mengalami demam, batuk, dan sesak napas.

Namun, dari semua itu, batuk kering dianggap yang paling berbahaya. Alasannya, batuk dapat menyebarkan percikan (droplet) yang bisa menulari orang lain.

Menurut penelitian, gejala penyakit COVID-19 muncul dalam waktu dua hari sampai dua minggu setelah terjangkit virus Corona.

Secara khusus, jika Anda sedang mengalamii batuk dalam masa pandemi virus Corona seperti sekarang, sangat penting untuk menentukan apakah batuk yang Anda alami  bisa menjadi gejala penyakit lain yang berbahaya. Terutama ketika Anda mengalami batuk kering dan demam, yang tak kunjung sembuh.

"Batuk kering biasanya kami sebut sebagai batuk non-produktif, karena tidak ada dahak yang keluar," jelas Dr. Waleed Javaid, dari Rumah Sakit Mount Sinai, dilansir dari Merdeka, Sabtu (28/3/2020).

Selain tidak adanya dahak yang keluar, batuk kering juga bisa ditandai dengan hal lain. Satu di antaranya dengan munculnya rasa gatal yang mengganggu di tenggorokan.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.


Batuk Berdahak

Ilustrasi orang batuk. (dok. Nastya_gepp/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Sedangkan, batuk berdahak memproduksi lendir dan bisa terasa bergerak pada dada seseorang. Hal ini juga bisa menyebabkan seseorang bersin-bersin dan mengeluarkan banyak lendir.

Batuk berdahak terjadi bisa menjadi gejala dari masalah kesehatan yang lebih lanjut seperti demam atau alergi. Penyakit lain yang sering disertai dengan batuk berdahak adalah bronkitis serta penumonia.

Pada penderita COVID-19, hanya sedikit yang mengalami gejala berupa batuk berdahak serta bersin-bersin. Itulah mengapa perlu untuk lebih mewaspadai ketika terjadi batuk kering.

"Batuk itu sendiri bisa jadi satu masalah, namun batuk kering merupakan masalah yang harus lebih dipedulikan," lanjut Javaid.

 

 


Gabungan Gejala

Lebih lanjut, batuk yang disertai demam berkepanjangan merupakan hal yang harus sangat diwaspadai.

"Gabungan dari gejala lebih penting. Berbagai jenis batuk dan demam harus sangat diwaspadai," jelas Javaid.

Walau begitu, Javaid juga menerangkan batuk kering tidak lantas berarti Anda memiliki virus Corona.

"Batuk kering ini sendiri bisa terjadi karena ratusan alasan berbeda," jelasnya.

 

Disadur dari: Merdeka.com (Penulis: Rizky Wahyu Permana. Published: 13/3/2020)

 

Disclaimer:

Bersama lebih dari 50 media nasional dan lokal, Bola.com ikut serta melakukan kampanye edukasi #amandirumah secara serentak di stasiun televisi, radio, koran, majalah, media siber, dan media sosial.

Bola.com secara intens akan memproduksi konten-konten edukasi informatif yang positif berkaitan dengan wabah virus Corona COVID-19 sebagai bagian gerakan moral bersama #medialawancovid19. Tolong bantu sebar seluas mungkin info positif ini ke seluruh lapisan masyarakat agar mata rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia dapat diputus.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya