Liputan6.com, Jakarta - Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Jatim, dr Kohar Hari Santoso menuturkan, pihaknya sudah melacak atau tracing terhadap kasus kontak di Jawa Timur mencapai 45 ribu orang dalam risiko (ODR).
Ia menuturkan, tracing dilakukan supaya tidak terjadi penularan. Pihaknya juga mengedukasi masyarakat termasuk kepada ODR agar tetap di rumah sehingga dapat memutus rantai penyebaran COVID-19. Adapun tracing itu juga dilakukan terhadap 415 peserta Pelatihan Calon Petugas Haji 2020 di Asrama Haji Surabaya pada 9-18 Maret 2020.
Baca Juga
Advertisement
Kohar menuturkan, pelatihan di asrama haji tersebut diikuti peserta dari kabupaten/kota Tulungagung, Kediri, Nganjuk, Sidoarjo, Blitar, Jawa Timur. “Ada risiko peserta tadi. Tracing mereka agar tidak terjadi penularan,” kata dia.
Ia mengatakan, pihaknya telah melacak sekitar 45 ribu orang termasuk kontak dengan orang berisiko rendah. "Sampai sejauh ini 45 ribu kasus orang kontak berisiko tadi, orang dengan berisiko,” tutur dia.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pemprov Jatim Berharap ODP Tak Jadi PDP
Terkait jumlah orang dalam pemantauan (ODP) yang terus naik hingga mencapai 3.781 orang pada 27 Maret 2020, Sekdaprov Jatim dan Komandan Satgas Penanganan COVID-19 Jatim, Heru Tjahjono menuturkan, hal itu menunjukkan proses tracing sudah cukup baik. Diperkirakan ODP terus naik. Meski demikian, ia mengharapkan ODP tidak menjadi PDP terkait corona COVID-19.
“Jadi kenaikan ODP bukan hanya karena OPD di Tulungagung naik. Proses tracing yang sudah dijalani kelihatan, ODP mudah-mudahan tidak jadi PDP. Semakin besar, dan akan terus naik untuk ODP,” tutur dia,
Sementara itu, Ketua Satgas Kuratif Gugus Tugas Percepatan COVID-19, dr Joni Wahyuadi menuturkan, pihaknya mewaspadai kenaikan signifikan ODP dan PDP. Oleh karena itu, pihaknya mengingatkan untuk menerapkan physical distancing untuk mencegah penyebaran virus corona baru (Sars-CoV-2) yang memicu COVID-19.
"Teori COVID, kita lakukan social distancing/physical distancing bisa turunkan laju grafik 40 persen, mungkin ini yang harus kita tracing jaga jarak, makai masker," kata dia.
Advertisement