Spanyol Masih Karantina Wilayah Akibat Corona COVID-19, Kini Masuk Pekan Ketiga

Seluruh wilayah di Spanyol terdampak lockdown, jalan-jalan di Barcelona, kota berpenduduk terpadat kedua di negara itu, tampak kosong karena pandemi Corona COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Mar 2020, 08:05 WIB
Sebuah jalan terlihat kosong di Barcelona, Spanyol, Minggu (15/3/2020). Pandemi virus corona COVID-19 membuat pemerintah Spanyol memberlakukan lockdown mulai 14 Maret 2020. (AP Photo/Joan Mateu)

Liputan6.com, Barcelona - Spanyol telah memasuki pekan ketiga karantina wilayah. Seluruh wilayah pun terdampak lockdown, jalan-jalan di Barcelona, kota berpenduduk terpadat kedua di negara itu, tampak kosong karena pandemi Corona COVID-19.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Minggu (29/3/2020) atraksi wisata ikonik di ibukota kawasan Catalonia itu, seperti Arc de Triomf, Sagrada Familia rancangan arsitek Gaudi dan LaRambla tampak lengang.

Orang-orang yang sesekali terlihat di jalan-jalan adalah yang membawa anjing mereka berjalan-jalan.

Di pantai Barcelona, polisi berpatroli di kawasan itu, tanpa seorang pun terlihat berkeliaran di sana.

Spanyol adalah negara yang paling terpukul oleh Virus Corona di Eropa setelah Italia. Menurut Johns Hopkins University di AS, di Spanyol tercatat lebih dari 56 ribu kasus dan sedikitnya 4.100 kematian akibat COVID-19.

Kemarin, parlemen Spanyol akhirnya menyetujui perpanjangan status darurat Virus Corona COVID-19 hingga 12 April. Termasuk juga menambah masa karantina wilayah sehingga masyarakat harus tetap berada di rumah.

Selama karantina berlangsung, warga diperbolehkan ke luar rumah hanya untuk bekerja, membeli makanan, dan obat-obatan.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak video pilihan berikut:


Persetujuan Anggota Parlemen

Warga melakukan social distancing atau menjaga jarak saat mengantre untuk memasuki toko di Barcelona, Spanyol, Selasa (17/3/2020). Social distancing adalah cara terbaik untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19. (AP Photo/Emilio Morenatti)

Mayoritas anggota parlemen dari total 321 orang setuju status darurat Virus Corona COVID-19 diperpanjang, sementara 28 lainnya tidak menyatakan sikap atau abstain.

Kelompok oposisi terbesar, Partai Rakyat (People's Party) mendukung kebijakan tersebut.

"Tidak mudah memperpanjang status darurat," kata Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, di gedung parlemen. "Saya yakin opsi paling efektif menekan penyebaran virus dengan menjalani isolasi sosial."

Spanyol kesulitan menekan jumlah kasus positif COVID-19, khususnya setelah jumlah korban jiwa sejak Rabu 25 Maret melampaui China. Setidaknya 738 pasien tewas per harinya.

Sementara itu, jumlah pasien Virus Corona COVID-19 di Spanyol meningkat 10 kali lipat sejak pemerintah menetapkan status darurat pada 14 Maret, dan jumlah korban menjadi total 3.434 jiwa.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya