Liputan6.com, Jakarta - Mengenakan sarung tangan karet saat beraktivitas di luar rumah dianggap sebagai salah satu cara untuk melindungi diri dari penyebaran corona Covid-19. Benarkah demikian?
Advertisement
Seperti diketahui, sarung tangan karet umumnya dikenakan tenaga medis di fasilitas layanan kesehatan. Sarung tangan karet digunakan saat mengambil berbagai tindakan, seperti memasang infus, menyuntik obat, atau operasi.
Tapi, penggunaannya hanya sekali. Setelah selesai melakukan setiap tindakan, sarung tangan karet lalu dibuang dan diganti dengan yang baru.
Meski mungkin membuat merasa lebih aman, penggunaan sarung tangan karet saat beraktivitas di luar rumah belum tentu efektif mencegah infeksi corona Covid-19. Apalagi jika tidak digunakan dengan tepat.
Mengutip dari Instagram Alo Dokter, Sabtu (28/3/2020), Anda tetap berisiko terpapar berbagai bakteri dan virus, termasuk corona Covid-19 meski mengenakan sarung tangan. Ini dapat terjadi saat memakai sarung tangan, Anda masih menyentuh wajah, terutama mata, hidung, dan mulut, serta gadget atau barang-barang yang sering digunakan.
Selain itu, corona Covid-19 juga dikhawatirkan bisa bertahan hidup hingga delapan jam di permukaan sarung tangan karet.
Risiko Lain
Risiko lain yang muncul kalau Anda membuka sarung tangan dengan cara yang salah. Misalnya, saat membuka sarung tangan, memegang bagian luar sarung tangan, Anda tetap saja berisiko tertular corona Covid-19.
Bukan cuma itu, kalau Anda membuang sarung tangan secara sembarangan, maka orang yang mengolah sampah sarung tangan akan sangat berisiko tertular corona Covid-19.
Advertisement
Mencuci Tangan
Ketimbang menggunakan sarung tangan karet. Anda lebih dianjurkan untuk mencuci tangan. Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
Jika sulit menemukan fasilitas cuci tangan, kamu bisa gunakan hand sanitizer. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut sebelum cuci tangan.
Terapkan etika batuk dan bersin, serta sebisa mungkin, batasi aktivitas di luar rumah.
Sumber: Alo Dokter