Harga Udang Turun, Terpengaruh Virus Corona

Industri perikanan mulai terdampak akibat penyebaran virus corona.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Mar 2020, 17:30 WIB
ilustrasi udang (sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Industri perikanan mulai terdampak akibat penyebaran virus corona. Harga jual udang vaname mengalami penurunan hingga Rp 10.000 per kilogram.

Biasanya udang vaname size 50 harganya berkisar Rp 67 ribu - Rp 70 ribu. Kini pembudidaya udang vaname menjual dengan harga Rp 60.000 per kilogram.

Pemilik Tambak Udang Vaname di Desa Karang Wangi, Cidaun, Cianjur, Jawa Barat, Dudi Setiadi mengatakan dalam kondisi seperti ini, para pembudidaya membutuhkan jaminan pasar dari pemerintah. Termasuk harga kebutuhan row material.

"Kami butuh jaminan pasar, kedua supaya harga row material ditekan paling tidak tetap jangan sampai naik," kata Dudi di di Desa Karang Wangi, Cidaun, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (28/3/2020).

Panen udang vaname di Cidaun jumlahnya mencapai 70 ton dari 15 kolam yang ada. Udang yang dipanen termasuk premium karena ukurannya cukup besar. Komposisinya 20-25 ekor per kilogram. Pasar udang vaname dari Ciduan ini adalah pabrik pengolahan perikanan di Indonesia.

Dia menyambut baik kedatangan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dalam momen panen udang. Sebab kedatangan pemerintah sangat relevan dengan kondisi ekonomi yang tak pasti imbas Covid-19. Pembudidaya memang sedang butuh diyakinkan untuk tetap berproduksi.

"Karena misalnya saja suatu saat pasar betul-betul vakum, pemerintah harus turun tangan memberi insentif dan semangat untuk kami tetap berbudiya," kata Dudi.

Dudi menambahkan pemerintah memang harus hadir agar masyarakat mendapatkan kepastian. "Untuk itu pemerintah harus hadir," harap Dudi.


Menteri Edhy Minta Pembudidaya Udang Tetap Berproduksi Ditengah Wabah Covid-19

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo melakukan restocking 50.000 ekor ikan nilem ke Waduk GOR Jakabaring. (Foto: KKP)

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo ikut panen udang vaname di tambak milik warga di Desa Karang Wangi, Kecamatan Cidaun, Cianjur, Jawa Barat. Edhy mengatakan industri perikanan harus terus berjalan meski Covid-19 sedang mawabah.

Produksi perikanan tidak bisa berhenti karena masyarakat tetap butuh sumber pangan. Apalagi dalam kondisi saat ini makanan bergizi tinggi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan imunitas.

"Saya harus memastikan bahwa produksi terus berjalan karena bagaimana pun kondisinya, masyarakat tetap butuh makan," kata Edhy di di Desa Karang Wangi, Kecamatan Cidaun, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (28/3).

Politikus Partai Gerindra ini menyebut, lembaganya mengambil peran dalam menyediakan sumber pangan yang dibutuhkan masyarakat. Sebab, para petugas medis, gugus tugas, dan pihak berwenang tengah berjibaku di garda terdepan menangani Covid-19.

Kedatangan Edhy ke tambak milik warga ini dalam rangka ingin mendengar langsung kendala yang dihadapi pembudidaya sejak virus corona mewabah. Sehingga dia bisa mengambil langkah-langkah agar pembudidaya tidak merugi.

Selain itu dia ingin meyakinkan pembudidaya dalam situasi saat ini pemerintah tetap hadir. Serta meminta tetap memproduksi bahan pangan.

"Tolong sampaikan ke pembudidaya, kita harus tetap memproduksi ikan," ajak Edhy.

Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menyiapkan cold storage di berbagai tempat. Cold storage ini dapat dipakai untuk menyimpan produk perikanan bila sewaktu-waktu harga menurun drastis.

Saat ini pihaknya sedang mendata berapa cold storage yang masih kosong agar bisa bisa dioptimalkan.

"Siapa tahu nanti ada investasi maupun intervensi fiskal dari negara untuk membeli misalnya, kita sudah siap," kata Edhy.

Di samping itu, pihaknya tetap berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait kebijakan dan intervensi ekonomi untuk membantu nelayan, pembudidaya maupun pelaku usaha perikanan. Kedatangan Edhy sekaligus untuk mengantisipasi adanya spekulan yang ingin mencari keuntungan di tengah situasi sulit.

"Makanya negara harus tampil duluan sebelum spekulan ada. Kami harap ini bisa diantisipasi," pungkasnya.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya