China Tutup Bioskop Lagi Usai Sempat Dibuka, Cemas Corona COVID-19 Jilid 2?

Pemerintah China kembali menutup bioskop setelah sempat dibuka baru-baru ini. Khawatir penyebaran Virus Corona COVID-19 jilid dua?

oleh Hariz Barak diperbarui 28 Mar 2020, 17:31 WIB
Kurir sibuk memilah paket di pusat distribusi di Beijing, China, Selasa (18/2/2020). E-commerce adalah salah satu dari sedikit industri yang berkembang setelah penutupan pabrik, restoran, bioskop, kantor, dan toko terkait wabah virus corona atau COVID-19. (AP Photo/Ng Han Guan)

Liputan6.com, Beijing - Selama beberapa hari terakhir, ratusan bioskop di China telah mulai dibuka kembali. Langkah itu dilakukan setelah pandemi Virus Corona Baru di negara itu menunjukkan sinyal mereda, menyusul tak dilaporkannya kasus baru di Tiongkok pekan lalu.

Namun, pemerintah China kembali menutup studio layar labar di negara itu baru-baru ini, demikian seperti dikutip dari Business Insider, Sabtu (28/3/2020).

Tak disebutkan alasan detail dalam pembalikan kebijakan tersebut. Tetapi, 'orang dalam' meyakini bahwa pemerintah khawatir tentang kemungkinan gelombang kedua infeksi Virus Corona di dalam negeri, the Hollywood Reporter melaporkan.

Pekan ini, China kembali melaporkan ratusan kasus baru, setelah pekan lalu tak mengumumkan satupun, the Economic Times melaporkan.

Bioskop Kembali Tutup

Lebih dari 600 bioskop di seluruh China diberi lampu hijau untuk membuka kembali pintu mereka selama seminggu terakhir, tetapi Biro Film Beijing mengeluarkan pemberitahuan pada Jumat 27 Maret 2020 malam, memerintahkan semua teater untuk kembali ditutup.

Tidak ada penjelasan resmi untuk pembalikan kebijakan yang tiba-tiba. Orang dalam industri perfilman di China berspekulasi bahwa pemerintah khawatir tentang kemungkinan gelombang kedua infeksi.

Keputusan itu datang sebagai kejutan mengingat kebijakan pembukaan bioskop yang diumumkan pihak berwenang hanya berselang beberapa hari sebelumnya.

Pada hari Kamis 26 Maret 2020 misalnya. Pemerintah kota Shanghai mengumumkan bahwa 205 bioskop di kota itu telah menerima izin untuk melanjutkan bisnis pada Sabtu 28 Maret. Namun, seperti Beijing, penutupan kembali diberlakukan pada Jumat.

Pada awal pekan ini, China Film Group, perusahaan distributor film yang dikelola negara, mengumumkan rencana untuk membiarkan bioskop merilis film-film terbaru untuk membantu menarik pelanggan. Skema ini mencakup dua film hit lokal, seperti Wolf Warrior 2 dan The Wandering Earth, dan produk buatan Hollywood, seperti franchise the Avengers dan pemenang film terbaik Oscar tahun lalu, Green Book.

Simak video pilihan berikut


Penutupan Kedua Akan Memakan Waktu Lama?

Kurir sibuk memilah paket di pusat distribusi di Beijing, China, Selasa (18/2/2020). E-commerce adalah salah satu dari sedikit industri yang berkembang setelah penutupan pabrik, restoran, bioskop, kantor, dan toko terkait wabah virus corona atau COVID-19. (AP Photo/Ng Han Guan)

Pembukaan kembali secara bertahap jaringan luas 70.000 layar film China yang sempat ditutup telah menjanjikan titik terang yang langka pada peta distribusi film global, mengingat bahwa bioskop ditutup di hampir setiap pasar utama lainnya di seluruh dunia, termasuk Amerika Utara, Eropa, Jepang dan di tempat lain.

Keputusan Beijing untuk menutup --atau tetap tutup-- disambut dengan cemas oleh para pemangku kepentingan di seluruh industri China.

"Penutupan kedua ini bisa memakan waktu lama," seorang eksekutif di sebuah perusahaan pameran besar mengatakan kepada The Hollywood Reporter, meminta untuk tidak disebutkan namanya karena sensitivitas mengomentari kebijakan pemerintah terkait dengan Virus Corona.

"Pemerintah akan menjadi lebih berhati-hati ketika mereka mencoba untuk membuka kembali --dan ini akan membuat kita mundur semakin lama."

Dalam beberapa hari terakhir, data dari otoritas kesehatan Beijing menyatakan bahwa penularan virus corona dalam negeri telah terbendung. Hampir semua kasus baru datang dari para pelancong dan penduduk yang kembali dari luar negeri.

Pada Kamis 26 Maret, China menghentikan sebagian besar penerbangan yang masuk dan memberlakukan larangan total terhadap semua orang asing, bahkan mereka yang memiliki izin kerja. Pihak berwenang mengatakan tindakan agresif diambil untuk mencegah China diserang gelombang kedua pandemi.

Saham Imax, yang memiliki lebih dari 700 bioskop raksasa di China --kira-kira setengah dari jaringan globalnya-- turun pada perdagangan Jumat 27 Maret 2020. Imax telah mengantisipasi pembukaan kembali layar di Tiongkok, bersama dengan infrastruktur pameran negara lainnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya