Eksotisme Pagi Menyusuri Desa Lempur nan Asri di Tanah Kerinci

Desa Wisata Lempur menjadi desa wisata yang komplit di Jambi. Di desa itu menawarkan destinasi wisata sejarah, budaya, kuliner dan wisata alam.

oleh Gresi Plasmanto diperbarui 29 Mar 2020, 06:00 WIB
Susana asri di Desa Wisata Lempur yang berada di kaki Gunung Betuah. (Foto: dok Desa Lekuk 50 Tumbi Lempur)

Liputan6.com, Kerinci - Kabupaten Kerinci adalah sebuah daerah yang berada paling barat wilayah Provinsi Jambi. Kabupaten ini berjuluk "Bumi Sakti Alam Kerinci". Sesuai dengan namanya daerah ini banyak memiliki wisata alam yang masyhur seperti Gunung Kerinci.

Namun tak hanya Gunung Kerinci. Jika wisatawan datang ke Kabupaten Kerinci, belum lengkap jika belum berkunjung ke Desa Wisata Lempur. Desa ini terkenal dengan alamnya yang masih sangat asri, dikelilingi panorama bukit barisan dan berada di kaki Gunung Betuah.

Desa Wisata ini lebih dikenal dengan nama Lekuk 50 Tumbi Lempur. Istilah penamaan ini untuk kesatuan wilayah adat. Tak hanya alam yang asri, desa ini juga menawarkan ragam kebudayaan dan aktivitas masyarakatnya masih mempertahankan tradisinya.

Pagi hari saat mentari mulai muncul menerangi desa menjadi waktu yang cocok untuk berkeliling menyusuri desa ini. Di desa ini wisatawan akan disajikan aktivitas masyarakat yang berbondong-bondong pergi ke sawah sembari menikmati hijaunya persawahan yang di kelilingi panorama perbukitan hijau.

Ketika menyusuri desa ini, juga akan disuguhkan pemandangan masyarakat yang melakukan aktivitas menjemur kulit kayu manis (Cinnamon) yang dilakukan pada setiap halaman rumah penduduk. Ini adalah sajian alami, kita bisa merasakan dan berbaur dengan masyarakat desa.

"Aktivitas pagi hari menjemur kayu manis masih banyak, karena selain ke sawah, sebagian masyarakat di sini juga mengolah kulit kayu manis," kata Soneta, warga Lempur saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (28/3/2020).

Desa wisata dengan nama Lekuk 50 Tumbi Lempur ini secara resmi dijadikan sebagai desa wisata di Jambi pada tahun 2016. Mantan Gubernur Jambi, Zumi Zola saat itu yang meresmikan.

Kini setelah beberapa tahun silam diresmikan, Desa Wisata Lempur mulai berkembang. Salah satunya sudah banyak penginapan atau home stay yang disediakan oleh penduduk di sana.

Selain itu, alam yang asri juga menjadi pemikat bagi wisatawan yang umumnya menyukai perjalanan petualangan. Desa ini dikelilingi bukit-bukit dan hutan rimba yang masih terjaga dengan adat istiadat di Kerinci.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Desa Wisata yang Komplit

Masyarakat Lempur sedang menjalankan tradisi bertegak rumah. Desa Wisata Lempur menawarkan destinasi wisata yang komplit, mulai dari sejarah, budaya, kuliner dan wisata alam. (Liputan6.com/Guntur Meydan untuk Gresi Plasmanto)

Tak hanya suasana desa yang asri, destinasi wisata di Desa Lempur terbilang komplit, mulai dari wisata budaya, sejarah, kuliner dan alam ada di sana.

Dalam segi budaya adalah masyarakatnya. Masyarakat asli Lempur merupakan masyarakat proto melayu atau melayu tua. Hingga sekarang masyarakat Lempur masih mempertahankan tradisinya seperti menggelar upacara adat Kenduri Sko yang merupakan ritual mencuci benda pusaka dan pemberian gelar adat.

Sementara untuk sejarah, di desa Lempur terdapat bangunan masjid tua. Masjid ini terkenal dengan nama Masjid Kuno Lempur. Letaknya di tengah permukiman penduduk di sana.

Bangunan masjid masih berarsitektur tua menggunakan kayu yang sebagian telah direnovasi.Usia masjid kuno itu sudah ratusan tahun. Dalam sejarahnya masjid tersebut menjadi saksi perkembangan Islam di sana.

Selain budaya dan sejarah, ada pula destinasi wisata alamnya. Desa Wisata Lempur memiliki lima danau sekaligus dalam satu desa. Yakni Danau Kaco, Danau Lingkat, Danau Duo, Danau Nyalo dan Danau Kecik.

Kelima danau tersebut memiliki karakter yang berbeda-beda dan 80 persen berada di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) merupakan hutan di wilayah Sumatra.

Sementara itu, Desa Wisata Lempur ini berjarak sekitar 45 kilometer dari Bandara Depati Parbo Kerinci. Untuk sampai ke Kabupaten Kerinci bisa ditempuh dari Kota Jambi melalui Kota Padang, Sumatra Barat.

Khusus dari Kota Jambi bisa ditempuh melalui penerbangan sekitar 45 menit dari Bandara Sultan Thaha Jambi. Sedangkan untuk perjalanan darat menggunakan mobil travel bisa ditempuh dengan waktu 10 jam.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya