Liputan6.com, Bangkalan - Di masa pandemi corona Covid-19 ini, apalagi mendekati bulan Ramadan, lalu lintas pemudik ke Madura sangat lah tinggi. 'Pulau Garam' pun menjadi rentan karena para perantau itu sebagian besar bekerja di zona merah Covid-19 seperti Jakarta, Papua, Malang, Surabaya hingga Kalimantan.
Menolak perantau pulang pun tak bisa karena pemerintah tak menerapkan kebijakan lockdown untuk melokalisir penyebaran virus corona.
Baca Juga
Advertisement
Maka untuk mempersempit potensi penularan coronavirus, pengurus RW dan RT Pondok Hakim II di Kota Bangkalan, Jawa Timur, membentuk pemukiman mereka menjadi kawasan tertib physical distancing.
Dengan status itu, aturan keluar dan masuk orang ke perumahan itu menjadi sangat ketat. Warga setempat pun akan menerapkan isolasi mandiri selama tiga hari dan hanya boleh keluar rumah untuk urusan penting dan genting. Warga yang baru pulang merantau pun didata dan diharuskan memeriksakan diri secara sukarela.
"Ada warga sini yang baru pulang dari Jepang, kami minta surat medical checkup-nya dari tempat kerjanya, kami minta dia karantina mandiri selama 14 hari, alhamdulillah nurut," Kata Muhklas, Ketua RW 9 Perumahan Pondok Halim II.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Polres Launching Empat Perumahan
Semangat warga mencegah Corona ini, direspons Polres Bangkalan dengan deklarasi. Kapolres Bangkalan, AKBP Rama Samtama Putra melaunching Pondok Halim II sebagai pilot project kawasan tertib Physical distancing di Kota Bangkalan, Jumat malam (27/3).
Selain Pondok Halim II, tiga perumahan lain yaitu Griya Indah, Khayangan Residence dan Queen's Residence juga menjadi kawasan tertib Physical distancing.
"Sengaja kami launching karena ini upaya positif, saya berharap kawasan lain bisa menerapkan pola serupa," Kata dia.
Kabupaten Bangkalan sampai saat ini masih zero Corona. Meski begitu, data orang dalam risiko (ODR) sangat tinggi. Satgas Covid 19 mencatat jumlahnya 1.885 orang dan sebagian besar perantau.
Sedang jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 133 orang dan PDP satu orang. Satu pasien PDP ini diketahui warga Kecamatan Klampis yang baru pulang dari Afrika Selatan dan menderita demam tinggi.
Setelah menjalani isolasi selama 10 hari sejak 17 Maret, ia meninggal pada pukul 01.00 wib Jumat (27/3). Ketua Satgas Covid 19 Bangkalan Setidjabudhi memastikan dari hasil uji swab dipastikan negatif corona. Penyebab meninggal disebut karena demam berdarah akut.
Advertisement