Berkah Pagi Berbagi Antiseptik Daun Sirih Penangkal Corona ala Pegiat Purbalingga

Daun sirih digunakan sebagai alternatif langkanya hand Sanitizer di pasaran

oleh Galoeh Widura diperbarui 30 Mar 2020, 06:00 WIB
Pembagian gratis antiseptik alami itu sebagai bagian kampanye dalam penanggulangan penyebaran Covid-19. (Foto: Liputan6.com/Galoeh Widura)

Liputan6.com, Purbalingga - Virus Corona Covid-19 sudah membuat susah semua orang dan melanda hampir seantero Nusantara dan sampai ke Purbalingga. Untuk menangkal pagebluk itu, berbagai komunitas sosial di Purbalingga pun bahu membahu melawanya.

Ada yang menyumbang masker, APD, hand sanitizer, disinfektan, donasi, menjadi relawan dan bantuan lainnya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mensiasati langka dan mahalnya antiseptik atau hand sanitizer.

Gabungan Pegiat Alam di Purbalingga memroduksi antiseptik alami berbahan daun sirih. Antiseptik itu digunakan untuk hand sanitizer dan dibagikan gratis untuk masyarakat.

Ketua Umum Perhimpunan Pegiat Alam Ganesha Muda (PPA Gasda) dr R Maulana Lutfi, mengatakan daun sirih digunakan sebagai alternatif langkanya hand Sanitizer di pasaran. Sedangkan pembagian gratis antiseptik alami itu sebagai bagian kampanye dalam penanggulangan penyebaran Covid-19.

"Ini salah satu jalan kami, pegiat alam dan relawan sosial di Purbalingga untuk mengkampanyekan pola hidup bersih dan sehat," katanya, Sabtu, 28 Maret 2020.

Pegiat alam dari berbagai organisasi bahu membahu mencari daun sirih di pelosok desa. Beruntung, bahan baku daun sirih masih mudah ditemukan di Purbalingga.

Gabungan pegiat alam di Purbalingga mengolah daun sirih di WRDPR, Kelurahan Karangsentul dengan alat evaporator. Sehingga, ekstrak daun sirih tidak terkena langsung panas api atau panas media memasak.

"Hal itu, untuk menjaga kandungan daun sirih, seperti senyawa karvakol yang memiliki manfaat sebagai desinfektan dan antijamur, serta tannin sebagai antiseptik," katanya.

Sedangkan untuk masyarakat di rumah, cukup memasak dengan proses double boiler (tim). Panci diisi dengan air, direbus sampai mendidih. Kemudian, di atasnya ditumpangi baskom stainless steel berisi air satu gelas belimbing dan 10 lembar daun sirih yang dicacah.

Setelah itu, air disaring dan siap digunakan untuk hand sanitiser maupun bahan baku disinfektan. Lama masa simpan ekstrak daun sirih jika disimpan rapat di kulkas bisa bertahan satu bulan.

"Kalau langsung digunakan dan terpapar udara, hanya kuat tiga hari," katanya.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Berbagi Banyu Sirih di Pasar-Pasar

Pembagian gratis antiseptik alami itu sebagai bagian kampanye dalam penanggulangan penyebaran Covid-19. (Foto: Liputan6.com/Galoeh Widura)

Alat evaporator merupakan sumbangsih dari Forum Purbalingga Bersih. Sementara sumbangan ribuan botol sebagai wadahnya berasal dari Paguyuban Masyarakat Tionghoa Purbalingga (PMTP)

Kris Hartoyo, tokoh Masyatakat Tionghoa dan juga Ketua Forum Purbalingga Bersih mengungkapkan keprihatinannya atas tingginya harga hand sanitizer dan bahan bakunya di pasaran. Padahal, di Purbalingga masih banyak masyarakat yang kesehariannya bekerja di luar rumah.

Di tengah wabah pandemi Covid-19, lanjut Kris, segelintir orang justru memanfaatkan situasi untuk mengeruk keuntungan. Kembali ke kearifan lokal dan menumbuhkan empati dengan berbagi sesama menurutnya merupakan salah satu jalan memutus rantai wabah dan keserakahan yang tengah menjamur.

"Kita menghadapi dua bencana, satu pandemi Covid-19, dua rusaknya kepedulian sesama, jadi mari bergandeng tangan menghadapi bencana ini," ujarnya tegas.

Kemudian, dalam pembagian antiseptik sirih juga disertai pembagian leaflet edukasi pencegahan wabah corona. Relawan pembaginya dari Relawan Purbalingga Peduli (RPP), Milenial Volunter dan para Pecinta Alam.

Selama dua hari, Jumat dan Sabtu, 27-28 Maret 2020 telah dibagikan sekitar 1.600 botol antiseptik daun sirih di berbagai pasar tradisional. Diantaranya seperti Pasar Hartono, Mandiri, Bojongsari, Bukateja, Bobotsari, Tunjungmuli, Kutasari, Tobong, dan Karanganyar.

"Kegiatan gotong royong seperti ini yang dibutuhkan agar edukasi dan bantuan mengatasi wabah ini merata dan tepat sasaran," ujar Wijil Satrio Bagus dari RPP.

Kegiatan tersebut pun diharapkan membesar dan menjadi kegiatan bersama. Ada donasi dari Ruang Kopi, donatur yang menyumbang masker, donatur pribadi bahkan ada yang menyumbang melalui keahliannya melukis untuk di donasikan bagi kegiatan tersebut.

Foto : Gabungan Pegiat Alam se-Purbalingga, Forum Purbalingga Bersih, Paguyuban Masyarakat Tionghoa Purbalingga (PMTP), dan Pegiat Sosial bagi-bagi antiseptik berbahan daun sirih.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya