Liputan6.com, Purbalingga - Sudah lewat 10 hari sekolah-sekolah meliburkan muridnya. Selama itu pula penghidupan yang ditopang dari keriuhan murid sekolah berhenti akibat wabah virus Corona Covid-19. Satu di antaranya pedagang jajanan yang mangkal di sekolah-sekolah, termasuk sekolah dasar.
Kehidupan mereka berubah sejak wabah virus Corona Covid-19 menyebar semakin luas. Tanpa pembeli, mustahil mereka bisa berjualan.
Potret nasib pedagang jajanan ini persis tergambar di SDN 2 Klapasawit, Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Sejak Kamis tanggal 16 Maret 2020, mereka berhenti berdagang
Baca Juga
Advertisement
Bahkan pengumuman terbaru dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Purbalingga, libur sekolah diperpanjang hingga 13 April 2020. Padahal, dagangan jajanan itu menjadi sumber penghidupan keluarga.
Ummi Mukaromah, guru SD setempat merasa ada yang hilang ketika menatap lapak yang biasa ramai dikerumuni para murid, kini sunyi. Terlintas dalam benaknya, bagaimana mereka memenuhi kebutuhan keluarganya jika tak berdagang.
Dari sini, muncul rasa iba. Selama ini, enam bakul jajanan di SD ia mengajar memang menggantungkan hidupnya dari berjualan. Mereka melayani 243 siswa SDN 2 Klapasawit saat istirahat.
Ummi kemudian mengusulkan kepada Kepala SDN 2 Klapasawit untuk membantu enam pedagang yang terdampak liburnya siswa akibat pandemik Corona Covid-19. Ummi juga mengajak rekan guru lainnya untuk ikut membantu.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Sembako untuk Melewati Masa-Masa Sulit
“Kami iuran untuk membeli sembako," ujar dia.
Ummi mengatakan, meskipun bantuan itu nilainya tidak seberapa, namun ia dan 18 guru lainnya ingin menunjukkan kepedulian kepada sesama di saat sulit seperti sekarang.
"Ini bentuk kepedulian kami kepada para pedagang yang sudah kami anggap sebagi bagian dari keluarga SDN 2 Klapasawit," kata Ummi.
Titi Priyatmi, Kepala SDN 2 Kalapsawit, mengatakan langsung menyetujui ketika Ummi mengusulkan bantuan untuk para pedagang sekolah. Ia meminta segera dibahas bentuk bantuan untuk para pedagang jajanan sehat itu.
"Ada yang usul bantuan berupa uang, dan ada yang usul dibantu sembako. Namun akhirnya disetujui bantuan sembako," ujar Titi Priyatmi.
Bantuan diserahkan pada Kamis (26/3). Bantuan sembako yang diberikan itu terdiri atas beras, mie instan, telur dan minyak goreng. Bantuan diserahkan langsung kepada enam pedagang, masing-masing Yu Warti, Yu Imut, Yu Murni, Yu Jiah, Uung, dan Warno.
"Terima kasih bu. Bantuan sembako ini sangat meringankan kami," ujar Yu Warti yang mewakili teman-temannya.
Advertisement