Ikuti Gerak Saham di Asia, IHSG Dibuka Anjlok 166,44 Poin

IHSG berada di posisi tertinggi pada level 4.545,36 dan terendah 4.347,38.

oleh Septian Deny diperbarui 30 Mar 2020, 09:07 WIB
Petugas Dinas Pertamanan berdiri dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (10/10/2019). Nilai tukar rupiah berada di level 14.152 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan awal pekan ini. Seluruh sektor pembentuk IHSG berada di zona merah.

Pada pembukaan perdagangan Senin (30/3/2020) pukul 09.00 WIB, IHSG turun 166,44 poin atau 3,66 persen ke posisi 4.374,45. Adapun indeks saham LQ45 turun 5,54 persen ke posisi 660,08. Seluruh indeks saham acuan berada di zona hijau.

Di awal perdagangan ini, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 4.545,36 dan terendah 4.347,38.

Sebanyak 180 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Kemudian 24 saham menguat dan 72 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 23.704 kali dengan volume perdagangan 240 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 329,9 miliar.

Investor asing jual bersih saham Rp 18,54 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 16.140.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, seluruhnya berada di zona merah. Pelemahan dipimpin sektor barang konsumsi yang anjlok 5,85 persen. Disusul sektor manufaktur yang turun 5,70 persen dan sektor industri dasar turun 5,60 persen.

Saham yang melemah dan mendorong IHSG ke zona merah antara lain TAMU turun 7 persen ke Rp 186 per saham, BAYU turun 7 persen ke Rp 930 per saham dan KBLIturun 6,99 persen ke Rp 346 per saham.

Saham-saham yang menguat diantaranya GOLD yang naik 22,5 persen ke Rp 196 per lembar saham, BTON melemah 18,18 persen ke Rp 130 per lembar saham dan UNIT naik 17,81 persen ke Rp 172 per lembar saham.


Pasar Saham di Asia

Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Pasar saham di Asia berguguran pada awal pekan, karena investor yang terus memantau kondisi perekonomian global dari dampak pandemi Virus Corona atau Covid-19 yang menyebar dengan cepat.

Melansir laman CNBC, Senin (30/3/2020), di Jepang, Nikkei 225 turun 2,98 persen sementara indeks Topix turun 3,2 persen. Di Korea Selatan, Kospi merosot 2,59 persen.

Sementara itu, pasar saham di Australia naik lebih tinggi, di mana indeks S&P/ASX 200 menguat 0,8 persen. Usai pasar saham turun lebih dari 5 persen pada hari Jumat. Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan 0,14 persen lebih rendah.

Investor terus memantau perkembangan wabah Virus Corona, yang telah menginfeksi lebih dari 691.000 di seluruh dunia dan merenggut setidaknya 32.000 nyawa, menurut data terbaru yang dikumpulkan Universitas John Hopkins.

Pasar saham telah bergejolak dalam beberapa pekan terakhir, melihat gerakan tajam di kedua arah karena otoritas di seluruh dunia mengumumkan sejumlah besar stimulus untuk membendung dampak ekonomi dari virus.

"Pertanyaan besar bagi pasar adalah apakah stimulus besar yang diperkenalkan sejauh ini di seluruh dunia akan cukup untuk membantu ekonomi global menahan goncangan ekonomi dari langkah-langkah penahanan Covid-19," tulis Rodrigo Catril, Ahli Strategi Mata Uang di National Australia Bank, dalam sebuah catatan.

"Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu mengetahui besarnya tindakan penahanan dan untuk berapa lama ini akan dilaksanakan," lanjut Catril.

Sementara harga minyak anjlok, dengan patokan internasional minyak mentah Brent berjangka turun 5,74 persen menjadi USD 23,50 per barel. Sementara minyak mentah AS turun 4,97 persen menjadi USD 20,44 per barel.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya