Liputan6.com, Jakarta - Di balik ramainya sorakan pendukung saat tampil di atas Circle One Championship, ada pengorbanan yang mengiringi perjalanan Priscilla Hertati Lumban Gaol.
Dengan jumlah prestasi dalam ranah bela diri yang telah diraih oleh atlet kelahiran Dolok Sanggul, Sumatera Utara ini, mungkin tidak banyak yang menyangka bahwa ia pernah bercita-cita untuk menjadi seorang dokter.
Advertisement
“Saya ingin menjadi dokter karena terkesan keren saja, pakai jas putih dan mengenakan stetoskop di leher. Tetapi apa daya, orang tua pada saat itu tidak bisa fokus hanya membiayai saya saja karena pada saat itu abang saya, Fransisco Lumban Gaol juga [sedang] kuliah, saya SMA kelas tiga dan belum lagi tiga adik saya yang lain masih sekolah, ditambah adik bungsu masih kecil, masih butuh biaya lebih banyak karena harus minum susu formula,” tutur atlet berusia 31 tahun ini.
“Jadi pada saat itu mama saya bilang lebih baik kuliah kebidanan atau perawat karena katanya sama-sama di bidang kesehatan, tetapi saya tidak mau karena bukan itu yang menjadi cita-cita saya.”
Seperti takdir yang sudah dituliskan, Priscilla pun diperkenalkan kepada dunia olahraga kombat oleh sang kakak.
“Sampai pada akhirnya Abang saya menawarkan untuk berlatih boxing di sasana dekat rumah. Supaya punya uang sendiri katanya, bisa biayain sekolah sendiri bahkan ngasih orang tua. Awalnya saya tidak tertarik karena sebelumnya saya tidak pernah berpikir atau membayangkan menjadi seorang atlet. Tetapi dengan tawaran yang pada saat itu menggiurkan, membuat saya berubah pikiran dan tidak ada salahnya saya mencoba,” tutur peraih medali perunggu di cabang olahraga kickboxing pada laga SEA Games 2019.
“Setelah itu saya rutin berlatih dan diberi kesempatan untuk bertanding dengan persiapan yang singkat, sekitar dua minggu, saya diberangkatkan mengikuti porda Banten dan saya menang," ucapnya dalam rilis yang diterima Liputan6.com.
Tanpa Sepengetahuan Orang Tua
Pada saat itu orang tuanya tidak pernah tahu ia berlatih dan pergi bertanding. Bahkan terkadang Priscilla harus bolos sekolah karena jadwal berlatih yang padat.
“Pada akhirnya saya dan Abang memberitahu kalau saya pulang bertanding dengan menunjukkan medali, sertifikat dan juga lebam-lebam dibagian kaki, karena benturan saat bertanding,” ungkap Priscilla.
Tidak lama setelah itu orang tuanya mendapatkan panggilan dari kepala sekolah karena ia tidak masuk sekolah selama seminggu.
“Saya izin ada acara keluarga ke sekolah dan ketika di rumah saya izin acara kegiatan sekolah. Dan saya dapat teguran keras dari kepala sekolah bahwa saya harus memilih atlet atau sekolah. Tetapi saya memutuskan memilih keduanya,” tuturnya.
Advertisement
Prestasi di Pentas Global
Karier Priscilla terus melejit, seiring dengan banyaknya cabang olahraga yang ia tekuni. Bahkan ia meraih medali perunggu dalam kejuaraan wushu dunia di Kuala Lumpur, Malaysia.
Raihan tersebut membawanya pada pentas global One Championship. Dan kini, ia telah menggenggam tujuh kemenangan dari 11 laga yang telah ia jalani. Raihan tersebut terasa istimewa karena ia sempat menorehkan lima kemenangan dari enam laga, meski langkah awalnya terasa berat saat harus menelan kekalahan dalam dua laga awalnya.
Priscilla kini tengah menantikan laga berikutnya di One Championship dan berharap pandemi COVID-19 segera berakhir. Karena wabah virus tersebut, One memutuskan untuk membuat ajang setidaknya selama dua bulan mendatang tertutup.