Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan prospek pertumbuhan ekonomi nasional pada 2020 akan tertahan. Hal ini diakibatkan meluasnya penyebaran virus corona di Indonesia.
"Kami melihat prospek pertumbuhan ekonomi domestik 2020 akan tertahan akibat meluasnya COVID-19," Perry dalam siaran pers yang diterima Merdeka.com, Senin (30/3).
Advertisement
Perry melanjutkan pada awalnya virus ini terjadi di Tiongkok dan kemudian menyebar ke banyak negara termasuk Indonesia. Sehingga menjadi pandemik global.
Pemerintah, Bank Indonesia, dan otoritas terkait berkomitmen akan terus memperkuat sinergi kebijakan untuk memonitor dinamika penyebaran COVID-19. Termasuk dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
Berbagai langkah kebijakan akan ditempuh guna menjaga tetap kondusifnya aktivitas perekonomian sehingga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan tetap terjaga. Serta momentum pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan.
"Kami memprakirakan perekonomian Indonesia kembali meningkat pada 2021 dan menguat dalam jangka menengah," kata Perry.
Prospek tersebut ditopang oleh tiga elemen penting yakni sinergi, transformasi, dan inovasi. Sinergi kebijakan Bank Indonesia, Pemerintah, dan otoritas terkait akan terus diperkuat dan menjadi unsur sangat penting untuk menjaga ketahanan dan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.
Sinergi dan Penguatan Sektor Unggulan
Sinergi juga akan mendukung percepatan transformasi ekonomi, yang ditopang berbagai sumber pertumbuhan ekonomi baru. Termasuk melalui penguatan sektor- sektor unggulan. seperti manufaktur dan pariwisata, serta pengembangan ekonomi syariah.
Transformasi ekonomi tersebut juga berkaitan dengan berbagai upaya untuk terus menumbuh-kembangkan inovasi ekonomi-keuangan digital. Sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan inklusif.
Dengan begitu Perry optimis, Indonesia akan menjadi negara maju pada tahun 2045 mendatang.
"Sehingga Indonesia menjadi negara maju berpendapatan tinggi pada 2045," kata Perry.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement