Liputan6.com, New Delhi - Perdana menteri India telah mengucapkan permohonan maaf setelah memberlakukan status lockdown besar-besaran yang katanya telah berdampak pada jutaan orang miskin.
Kritik telah meningkat karena kurangnya perencanaan menjelang penerapan status lockdown akibat Virus Corona COVID-19, yang diumumkan dengan pemberitahuan kurang dari empat jam. Demikian seperti dilaporkan oleh BBC, Senin (30/3/2020).
Dampaknya, sekitar 1,3 miliar penduduk India kehilangan pekerjaan dan kelaparan. Puluhan ribu buruh migran pun terpaksa berjalan ratusan kilometer ke desa asal mereka.
Baca Juga
Advertisement
Dalam pidato radio mingguannya, PM Narendra Modi meminta maaf atas dampak dari tindakan ketat yang meminta warga tinggal di rumah. Namun dia mengatakan, tidak ada cara lain untuk menghentikan penyebaran virus dengan cepat.
"Terutama ketika saya melihat saudara-saudari saya yang malang, saya pasti merasa bahwa mereka pasti berpikir, perdana menteri seperti apa yang telah menempatkan kami dalam kesulitan ini?
"Saya terutama mencari pengampunan mereka," katanya.
"Mungkin banyak yang akan marah kepada saya karena dikurung di rumah mereka."
"Aku mengerti masalahmu tetapi tidak ada cara lain untuk berperang melawan Virus Corona ... Itu adalah pertempuran hidup dan mati dan kita harus memenangkannya."
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Memicu Eksodus
Orang-orang dilarang meninggalkan rumah mereka selama tiga minggu di bawah tindakan "lockdown nasional" yang diumumkan pada hari Selasa. Semua bisnis yang tidak penting telah ditutup dan hampir semua pertemuan publik dilarang.
Ini telah memicu eksodus dari kota-kota besar seperti Delhi, di mana ribuan pekerja migran berangkat dalam perjalanan panjang kembali ke desa asal mereka setelah transportasi dihentikan.
Seorang pekerja pun dilaporkan meninggal pada hari Sabtu setelah dia berusaha berjalan sejauh 270 mil (270km) untuk kembali ke kampung halaman.
Advertisement