Liputan6.com, Sukoharjo Meningkatnya penyebaran Covid 19 membuat beberapa sektor penting mengalami kendala teknis, termasuk sektor pertanian khususnya pangan. Namun kondisi tersebut sudah dapat diantisipasi oleh pemerintah melalui Kementerian Pertanian (kementan) bekerja sama dengan seluruh pemerintah daerah dalam menyediakan pangan bagi masyarakat.
Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah contohnya telah melakukan pendataan dari lapangan terkait panen yang dilakukan petani disetiap kecamatan secara serentak.
Advertisement
"Terkait stok pangan khususnya beras, kab. Sukoharjo cukup memenenuhi kebutuhan internal bahkan menyuplai ke daerah lain" tutur Netty Harjianti Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo.
Optimis ini bukan tanpa alasan, dikarenakan netty rajin turun kelapangan melihat langsung panen yang dilakukan para petani.
Netty menjelaskan produksi beras untuk maret ini saja mencapai 29.887 ton, sedangkan kebutuhan beras di sukoharjo hanya 7.327 ton sehingga surplus 22.561 ton dengah harga gabah sekitar Rp. 4.200 /Kg GKP masih diatas harga HPP. Panen padi berikutnya akan berlanjut di bulan April 2020 sekitar 7.458 Ha dan Kecamatan Weru, Polokarto, Tawangsari kecamatan yang memiliki kontribusi paling besar di daerah sukoharjo.
Kementan Siap Salurkan KUR
Melihat stok surplus dan harga yang masih stabil Gatut Sumbogodjati Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Kementan mengatakan Kementan akan terus memantau pergerakan harga dan stok pangan diseluruh daerah.
Hal ini dilakukan untuk melindungi petani saat panen raya dikarenakan harga gabah cenderung turun mengingat stok yang banyak.
“Ada gerakan Komando Strategi Penggilingan Padi atau disebut Kostraling yang dicanangkan Bapak Mentan SYL awal tahun ini. Hal ini sebagai langkah memberikan jaminan perlindungan harga bagi petani,” sebutnya.
Pemerintah bekerja sama dengan Lembaga Keuangan baik bank maupun non bank memberikan kesempatan pinjaman modal dengan bunga rendah seperti KUR kepada penggilingan padi terutama penggilingan padi kecil guna membeli gabah petani untuk diproses menjadi beras dan dijual disaat tertentu.
Pembelian gabah oleh penggilingan padi tersebut dengan harga sesuai HPP saat harga gabah di bawah HPP. Dengan demikian petani masih menerima harga yang baik.
Pada intinya Pemerintah berkomitmen untuk tetap menjaga produksi pangan bagi 267 juta jiwa.
“Apalagi pada kondisi seperti ini, pertanian menjadi tumpuan perekonomian, kita harus bisa memastikan dan meyakinkan ke publik bahwa stok pangan kita cukup, tetap harus hati-hati namun jangan sampai kita tidak produktif,” pungkas Gatut.
Baca Juga
Advertisement