Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan di awal pekan ini. Pada perdagangan hari ini IHSG sempat dihentikan sementara karena turun 5 persen.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (30/3/2020), IHSG ditutup turun 131,07 poin atau 2,88 persen ke posisi 4.414,50. Sementara itu, indeks saham LQ45 melemah 4,01 persen ke posisi 670,77.
Advertisement
Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 4.545,36 dan terendah 4.317,71.
Sebanyak 332 saham melemah sehingga menekan IHSG ke zona merah. Sementara 85 saham menghijau dan 106 saham diam di tempat.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 325.179 kali dengan volume perdagangan 5,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5,6 triliun.
Investor asing jual saham Rp 67 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 16.338.
Dari 10 sektor pembentuk IHSG, seluruhnya berada di zona merah. Pelemahan dipimpin oleh sektor aneka industri yang anjlok 5,47 persen. Kemudian disusul sektor industri dasar yang melemah 4,79 persen dan sektor manufaktur yang turun 4,35 persen.
Saham-saham yang melemah dan mendorong IHSG ke zona merah diantaranya ZINC yang turun 7 persen ke Rp 186 per lembar saham, GGRM melemah 6,99 persen ke Rp 40.925 per lembar saham dan BFIN turun 6,98 persen ke Rp 240 per lembar saham.
Saham yang menguat antara lain ACST yang naik 34,38 persen ke Rp per 172 saham, AMAN naik 34,38 persen ke Rp 258 per saham dan NASA naik 25,63 persen ke Rp 250 per saham.
IHSG Anjlok 5 Persen, BEI Kembali Setop Perdagangan Sementara
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan perdagangan sementara pada Senin, 30 Maret 2020, pada pukul 10:20:48 waktu JATS. Penghentian sementara dipicu penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai 5 persen.
Hal tersebut dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-00024 / BEI / 03-2020 tanggal 10 Maret 2020 tentang Perubahan Pedoman Kelanjutan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat.
BACA JUGA
Perdagangan hari ini akan dilanjutkan pada pukul 10:50:48 waktu JATS dan akan berlanjut secara normal tanpa ada perubahan pada jadwal perdagangan.
Sebelumnya, Direktur Utama (Dirut) Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djayadi menyebutkan bahwa langkah perusahaan menerapkan kebijakan trading halt bukanlah suatu bentuk prokol krisis.
Trading Halt bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi investor lebih berfikir rasional, di tengah kondisi pasar saham Indonesia yang tergerus sampai 5 persen, pada Jumat (13/3/2020).
"Kita bukan ngomongin protokol krisis tapi ada hitungannya secara global. Kita ingin investor rasional jangan ikutan panik, kalau semua panik repot," tegas dia di Kantornya, Jakarta, Jumat (13/3/2002).
Menurut dia, kebijkan ini lebih tepat disebut auto reject, di mana telah memperhatikan grafik angka penurunan nilai saham melalui proses evaluasi dalam kurun waktu yang telah diterapkan sesuai prosedur yang berlaku di pasar saham.
Inarno mengaku, sebelum memberlakukan kebijakan trading halt, BEI terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan OJK selaku regulator yang ikut mengawasi seluruh aktivitas di pasar saham tanah air.
"Pemberlakuannya juga tidak menggangu saat perdagangan berlangsung. Itu kita lakukan di waktu-waktu yang tepat menghentikannya," imbuh Inarno.
Trading halt termasuk kebijakan bersifat situasional, yang terpaksa diberlakukan untuk mengantisipasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak terkoreksi semakin dalam. "Kalau situasi (pasar saham) sudah normal, kita balikin lagi," pangkas Inarno.
Advertisement