Perokok Lebih Rentan Terpapar Corona Covid-19, Ini 7 Tips Berhenti Merokok

Perokok lebih rentan terjangkit COVID-19 dan memperparah komplikasi penyakit COVID-19.

oleh Alfi Yuda diperbarui 31 Mar 2020, 06:30 WIB
Ilustrasi rokok. (iStockphoto)

Jakarta - Merokok, seperti sudah diketahui bersama, tidak baik untuk kesehatan. Baik Anda perokok aktif maupun perokok pasif, berisiko terkena gangguan kesehatan. Di masa pandemi virus Corona seperti saat ini, bisa jadi momentum bagi Anda untuk menghentikan kebiasaan merokok.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut perokok lebih rentan terhadap virus Corona. Pasalnya, perokok menyentuh mulut dengan jari-jari yang kemungkinan terkontaminasi. Akibatnya, virus menyentuh mulut dan bisa masuk tubuh.

Selain itu, tembakau melemahkan sistem pernapasan Anda sehingga Anda lebih rentan terhadap virus Corona.

Menurut penelitian, di Amerika Serikat, setiap tahunnya 480 ribu orang meninggal dunia akibat mengidap penyakit-penyakit yang berkaitan dengan kebiasaan merokok, yang menjadikan merokok sebagai penyebab utama kematian, yang sebenarnya dapat dicegah di Negara Paman Sam.

Sementara menurut WHO, 8 juta orang di seluruh dunia meninggal dunia setiap tahunnya akibat gangguan kesehatan, baik sebagai perokok aktif maupun pasif.

Di Indonesia, jumlah perokok sangat tinggi. Menurut World Population Review, tingkat merokok di Indonesia mencapai 39,90 persen dan masuk daftar 10 negara dengan tingkat merokok tertinggi di dunia.

Itulah mengapa, dalam masa pandemi virus Corona, masyarakat perlu diperingatkan akan risiko merokok.

Merokok dapat meningkatkan risiko infeksi virus corona yang memperparah komplikasi penyakit akibat COVID-19. 

Persoalannya, kebiasaan merokok kadang sulit untuk dihentikan dan bersifat adiktif. Meski begitu, tetap ada beberapa cara yang bisa Anda coba jika memutuskan untuk berhenti dari kebiasaan merokok.

Yang pertama,  tentu harus dipahami, memutuskan berhenti merokok membutuhkan komitmen, tekad, dan kesabaran.

Bola.com telah merangkum dari berbagai sumber, Senin (30/3/2020), tujuh tips untuk berhenti merokok, satu di antaranya untuk menghindari risiko terinfeksi COVID-19.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.


1. Cold Turkey

Ilustrasi Foto Stop atau Berhenti Merokok (iStockphoto)

Dilansir dari Dokter Sehat, Cold Turkey adalah sebuah metode yang dilakukan dengan tidak merokok sama sekali secara langsung.

Namun, metode ini memiliki efek samping, mengingat nikotin dalah candu yang cukup kuat untuh tubuh. Langsung berhenti begitu saja, efeknya bisa disamakan dengan alhokol atau bahkan obat terlarang lainnya.

Berhenti merokok secara mendadak berpotensi membuat seseorang mengalami efek tarikan atau withdrawal yang cukup kuat selama beberapa hari, seperti gampang tersinggung, merasa lemah, gelisah, bermasalah dengan kualitas tidur, konsentrasi turun, hingga memengaruhi nafsu makan.

Cara mengatasi efek samping metode cold turkey ini, di antaranya dengan minta dukungan keluarga dan teman untuk menguatkan komitmen dan tekad Anda untuk berhenti merokok, menjauhi pemicu untuk merokok lagi, dan sebagainya.


2. Terapi Penggantian Nikotin

Terapi pengganti nikotin atau NRT

Rokok memiliki kandungan nikotin yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Berhenti merokok sama dengan berhenti mengonsumsi nikotin.

Kekurangan asupan nikotin bagi perokok akan membuat frustrasi dan membuat Anda gagal merokok. Satu di antara cara untuk berhenti merokok adalah lakukan terapi pengganti nikotin.

Terapi pengganti nikotin atau NRT mampu bekerja melepaskan nikotin yang ada di dalam pembuluh darah secara perlahan.

Unsur nikotin yang digunakan tidak mengandung tar, karbon dioksida, bahan kimia berbahaya yang ada di dalam rokok. Melakukan terapi ini membantu mengurangi hasrat untuk merokok.

Beberapa produk pengganti nikotin dalam rokok bisa diperoleh, semisal dengan menguyah permen karet, tablet hisap, dan inhaler.

Cara ini diklaim bisa lebih efektif ketimbang metode cold turkey.


3. Terapi Alternatif

Dua bentuk terapi alternatif yang paling umum adalah hipnosis dan akupunktur. Meski, kedua terapi ini termasuk dalam kategori terapi alternatif, tujuan dan metode mereka sangat berbeda.

Hipnosis berfokus pada membuat Anda dalam keadaan santai, di mana Anda terbuka untuk saran. Penghipnotis bekerja untuk meningkatkan perasaan negatif terhadap merokok dan memperkuat keinginan Anda untuk berhenti.

Akupunktur melibatkan jarum ke lokasi tertentu di tubuh Anda untuk melepaskan endorfin. Diyakini, bahwan melepaskan endorfin dengan cara ini dapat menggantikan endorfin alami yang dikeluarkan tubuh Anda saat menghirup nikotin. Metode ini umumnya digunakan untuk membantu mengatasi efek samping dari berhenti merokok.


4. Terapi Perilaku

Terapi Psikologis (sumber: iStockphoto)

Menghentikan kebiasaan merokok sangat berkaitan dengan berbagai faktor mental. Satu di antaranya termasuk kurangnya kepercayaan pada kemampuan pelaku untuk berhenti atau ketakutan bahwa mereka tidak akan mampu mengatasi tekanan kehidupan sehari-hari tanpa rokok.

Terapi perilaku melibatkan terapis untuk mengidentifikasi perasaan negatif tersebut dan meningkatkan kepercayaan diri dengan mengajarkan solusi ketika mereka membutuhkan rokok.

Kebanyakan orang yang menjalani terapi perilaku membutuhkan sekitar 16 sesi dengan seorang terapis. Sebuah studi mencatat bahwa 45 persen dari mereka yang menjalani terapi perilaku, masih bebas rokok setelah 20 minggu.


5. Berolahraga

Ilustrasi berolahraga. (Bola.com/Pixabay)

Melakukan olah raga membuat kesehatan tubuh Anda terjaga dan tetap bugar. Olahraga dipercaya bisa membantu mengurangi dan mengalihkan hasrat akan nikotin atau merokok.

Anda bisa lakukan olah raga yang sederhana, seperti lari, jalan santai, atau berenang ketika hasrat merokok itu datang. Perbanyak kegiatan olah raga menjadi kegiatan yang bagus untuk mengisi waktu luang.


6. Pola Makan Sehat

Tak kalah penting, mengonsumsi dengan pola makan yang sehat bisa menjadi tips untuk berhenti merokok. Sebagian perokok memiliki gangguan selera makan karena efek nikotin dan rokok terhadap indera perasa.

Menjalani pola makan sehat mampu memberikan nutrisi bagi tubuh dan tubuh menjadi lebih sehat.


7. Menggunakan Sedotan Ketika Minum

Minum menggunakan sedotan dipercaya mampu membantu perokok mengurangi atau berhenti untuk merokok. Menggunakan sedotan ketika minum membuat tubuh melepaskan hormon dopamin dan membuat suasana hati Anda ceria.

Cara ini akan mereaksi bahan kimia di otak dan merubah keinginan Anda menghisap batang rokok.

Sumber: Berbagai sumber

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya