PM Israel Benjamin Netanyahu Dinyatakan Negatif Virus Corona COVID-19

Orang dekat dari PM Benjamin Netanyahu dilaporkan terkena Virus Corona (COVID-19).

oleh Tommy K. Rony diperbarui 31 Mar 2020, 06:15 WIB
PM Israel Benjamin Netanyahu memberi sambutan saat peresmian Kedubes Guatemala di Yerusalem, Rabu (16/5). Netanyahu menyebut peresmian tersebut adalah tepat karena Guatemala menjadi negara kedua yang mengakui Israel pada 1948. (Ronen Zvulun/Pool via AP)

Liputan6.com, Tel Aviv - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dinyatakan negatif Virus Corona (COVID-19). Netanyahu melakukan tes setelah seorang penasihat beserta suaminya dinyatakan positif terinfeksi.

Dilansir The Times of Israel, Selasa (31/3/2020), PM Netanyahu akan tetap melakukan karantina diri untuk berjaga-jaga. Anggota keluarga dan penasihat Netanyahu yang lain juga dinyatakan negatif Virus Corona.

Netanyahu mengisolasi diri di kediaman resminya di Yerusalem. Durasi isolasi Virus Corona Netanyahu diatur oleh Kementerian Kesehatan dan dokter pribadi Netanyahu.

Sebelum diisolasi, Netanyahu melakukan briefing dan berkata keputusan ini diambil untuk dijadikan teladan bagi masyarakat Israel. Ketika briefing, Netanyahu juga memberi jarak yang cukup jauh dengan juru kamera.

"Jarak kameramen enam meter, dan saya melakukan make-up dan merapikan rambut sendiri, itulah kenapa saya terlihat seperti ini," kata Netanyahu.

Berdasarkan kebijakan Kementerian Kesehatan Israel, orang yang berpotensi terpapar Virus Corona harus karantina selama dua minggu. Puluhan ribu Israel sudah diminta untuk isolasi diri.

Otoritas keamanan juga memeriksa kamera pengawas di gedung parlemen untuk melihat apakah ada anggota parlemen yang juga melakukan kontak dengan penasihat Netanyahu yang terkena Virus Corona itu. Mereka yang terpantau sempat melakukan kontak telah dikirimi surat untuk mengisolasi diri. 

Berdasarka laporan Gis And Data, ada total 4.695 pasien Virus Corona di Israel. Di antara angkat itu ada 16 meninggal dan 161 sembuh.  

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Gedung Putih: Jaga Jarak 2 Meter Demi Hindari Virus Corona COVID-19

Sejumlah masyarakat melakukan jaga jarak aman di area publik di kawasan Thamrin, Jakarta, Rabu (18/3-2020). Jaga jarak atau prosedur social distancing measure harus diterapkan kepada masyarakat yang masih melakukan aktivitas di luar untuk memghindari penyebaran Covid-19. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 Pakar kesehatan Gedung Putih terus mendorong adanya social distancing (jaga jarak sosial) supaya menekan penyebaran Virus Corona COVID-19 (COVID-19). Jarak ideal antar satu sama lain disebut sekitar 2 meter atau tepatnya 1,82 meter. 

Rekomendasi itu diberikan oleh Dr. Deborah Birx yang kini dipercaya sebagai Koordinator Respons Virus Corona COVID-19 Gedung Putih. Jarak tersebut meter dianggap ideal untuk menghindari droplet (percikan air liur). 

"(Social distancing) adalah ketika kita meminta orang-orang untuk setidaknya saling memberi jarak enam kaki (1,82 meter). Dan kamu mungkin bertanya kenapa enam kaki? Karena banyak bukti sains terkait penyakit pernapasan bahwa jarak itu adalah jarak terjauh saat droplet keluar saat bersin atau batuk," ucap Dr. Birx dalam video Gedung Putih.

Virus Corona COVID-19 dapat menular lewat kontak fisik dekat. Pihak Gedung Putih juga meminta agar tak ada acara kumpul-kumpul lebih dari 10 orang. 

Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional Dr. Anthony Fauci juga meminta agar masyarakat jangan nekat ke tempat-tempat ramai dulu. Terkait pekerjaan bisa dilakukan dari jarak jauh, sementara untuk hiburan diharapkan ditunda dahulu. 

"Jangan ke bar, jangan ke restoran, jangan ke bioskop dengan banyak orang. Pokoknya pemisahan fisik agar Anda punya ruang antara diri Anda dan orang lain yang bisa saja terinfeksi atau menginfeksimu," tegas Dr. Fauci.

Ada kasus-kasus penularan Virus Corona COVID-19 terjadi akibat keramaian. Ambil contoh di Malaysia, akibat acara tabligh akbar di Kuala Lumpur kini kasus Virus Corona COVID-19 di negeri jiran sedang melonjak bahkan menyebar ke negara lain.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya