Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak AS turun ke level terendah dalam 18 tahun pada penutupan perdagangan Senin karena permintaan melemah. Sedangkan Arab Saudi dan juga negara-negara anggota OPEC tengah berancang-ancang untuk meningkatkan produksi.
Dengan semain menyebarnya pandemi Corona, permintaan minyak mentah di dunia terus melemah. Sebagian besar orang-orang di dunia memilih untuk tinggal di rumah atau tidak bepergian yang sehingga menekan kebutuhan bahan bakar.
Advertisement
Mengutip CNBC, Selasa (31/3/2020), harga minyak mentah West Texas Intermediate di AS turun 6,6 persen atau USD 1,42 menjadi USD 20,09 per barel, level terendah sejak Februari 2002.
Di sesi perdagangan Selasa, harga minyak mentah berjangka juga merosot lebih dari 9 persen hingga diperdagangkan pada level USD 19,27 per dolar AS.
Sedangkan untuk harga minyak mentah Brent yang merupakan patokan dunia turun 8,7 persen menjadi USD 22,76 per barel, harga terakhir terlihat pada 2002.
Penurunan permintaan minyak mentah akibat pandemi Corona ini tepat di saat rencana pemotongan produksi OPEC berakhir. Mulai 1 April 14 negara produsen minyak mulai memompa produksi sebanyak yang mereka inginkan, dan Arab Saudi telah berjanji untuk meningkatkan produksinya sebanyak mungkin.
Mengingat gantaman yang besar dari sisi penawaran maupun permintaan, analis memproyeksikan bahwa meskipun harga minyak telah turun 55 persen pada Maret ini, masih akan terdapat penurunan yang lebih besar pada bulan depan.
"Dengan dampak Corona yang terus membebani permintaan global, kemungkinan kapasitas penyimpanan minyak mentah global akan meningkat pada 2020, menciptakan skenario mimpi buruk dan kemungkinan bahwa minyak mentah dapat menguji ambang USD 10 per barel," kata analis Raymond James John Freeman.
Harga Minyak Diprediksi Terjun Bebas ke USD 10 per Barel
Harga minyak dunia terus dalam tekanan. Bahkan paket stimulus yang telah digelontorkan pemerintah AS tak mampu memberikan persepsi positif kepada pelaku pasar.
Dikutip dari Financial Times, Senin (30/3/2020), harga minyak mentah jenis Brent turun 6 persen ke level USD 23,03 per barel, terendah sejak 2002. Sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 6 persen juga ke level USD 19,92 per barel.
Lebih parah lagi, pasokan minyak dunia yang semakin melimpah membuat tempat penyimpanan (storage) minyak penuh. Hal ini dikarenakan Arab Saudi berencana membanjiri dunia dengan membuka keran minyak mentah mereka.
Analis dari Rystad Energi menyebutkan, harga minyak dunia bisa saja jatuh ke level USD 10 per barel karena dunia kehabisan tempat untuk menampung minyak tersebut, ditambah lagi pandemi Corona yang semakin berkepanjangan, membuat minyak dunia mengendap dan tidak digunakan karena industri berhenti beroperasi sementara waktu.
"Ruang penyimpanan minyak dunia telah mencapai 3/4 dari porsi keseluruhan per Januari, ditambah lagi industri di China yang terhenti sementara karena Covid-19 membuat cadangan minyak tidak terpakai," demikian dikutip dari laman The Guardian.
Advertisement