Harga Emas Naik Usai AS Umumkan Perluasan Pembatasan Bepergian

Jika di akhir bulan ini harga emas tetap menguat maka berada harga emas bakal membukukan kenaikan 6,8 persen sepanjang kuartal I 2020.

oleh Arthur Gideon diperbarui 31 Mar 2020, 07:40 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik tipis pada penutupan perdagangan Senin setelah Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk memperluas kebijakan bepergian.

Langkah AS ini menambah kekhawatiran investor akan dampak buruk dari pandemi Corona sehingga mendorong mereka untuk mengoleksi aset-aset safe haven seperti emas.

Mengutip CNBC, Selasa (31/3/2020), harga emas di pasar spot naik 0,1 persne ke level USD 1.618 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS justru turun 0,2 persen menjadi USD 1.622 per ounce.

 

Jika di akhir bulan ini harga emas tetap menguat maka berada harga emas bakal membukukan kenaikan 6,8 persen sepanjang kuartal I 2020. Selain itu harga emas juga akan membukukan kenaikan selama 6 kuartal berturut-turut.

"Harga emas akhirnya mulai naik sebagai dampak investor melepas aset berisiko. Hal ini terjadi terutama setelah perpanjangan kontrol sosial jarak jauh menjadi 30 April," kata analis BMO Tai Wong.

IMF menyatakan bahwa pandemi Corona telah melumpuhkan ekonomi di seluruh dunia. Virus ini telah mendorong ekonomi global ke dalam resesi dan negara-negara harus menanggapi dengan pengeluaran kebijakan dan stimulis yang sangat besar untuk menghindari kebangkrutan.


Potensi Kenaikan Harga Emas Masih Terbuka Lebar

Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Sebelumnya, sebagian besar responden dalam survei yang dilakukan oleh Kitco yakin bahwa harga emas akan melambung tinggi pada pekan ini. Kenaikan harga emas masih terdampak stimulis moneter dan fiskal AS pada minggu lalu.

Dikutip dari Kitco, Senin (30/3/2020), harga emas berjangka untuk pengiriman April berada di angka USD 1.618,10 per ounce pada perdagangan Jumat lalu. Angka ini naik 9 persen selama sepekan, yang merupakan kenaikan terbaik sejak 2008. 

kenaikan harga emas ini terjadi usai Bank Sentral Amerika Serikat (AS) mengumumkan kebijakan quantitative easing. Langkah ini untuk menopang pertumbuhan ekonomi di tengah wabah Corona. Selain itu, Senat AS juga menyetujui paket stimulus fiskal yang diajukan oleh pemerintahan Donald Trump.

Sebanyak 14 analis Wall Street mengambil bagian dalam survei Kitco. Terdapat 10 suara, atau 71 persen yang yakin bahwa harga emas akan naik pada pekan ini. Satu responden atau 7 persen menyebutkan bahwa harga emas bakal bearish. Sementara tiga analis atau 21 persen netral atau menyerukan harga emas bakal sideways.

Sementara itu, 1.595 suara pelaku pasar diberikan dalam jajak pendapat Kitco. Sebanyak 1.138 pemilih atau 71 persen menyatakan harga emas akan naik di minggu ini. Sebanyak 244 lainnya atau 15 persen mengatakan harga emas lebih rendah. Sementara 213 pelaku pasar atau 13 persen menyatakan netral.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya