Liputan6.com, Jakarta - Bank Dunia baru saja merilis laporan ekonomi untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik edisi April 2020.
Dampak pandemi Corona yang merebak di hampir seluruh negara Asia Timur dan Pasifik telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi kawasan dari yang awalnya 5,8 pada 2019 persen menjadi 2,1 persen saja, dengan skenario paling rendah -0,5 persen.
Advertisement
"Dalam lingkungan yang berubah dengan cepat membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi yang akurat menjadi sangat sulit. Karena itu, laporan ini menyajikan skenario dasar dan skenario alternatif yang lebih rendah," demikian tertulis dalam laporan tersebut, sebagaimana dikutip Liputan6.com, Selasa (31/3/2020).
Adapun untuk China sendiri pertumbuhn ekonomi tahun 2020 diprediksi turun menjadi 2,3 persen pada skenario baseline dan 0,1 persen dalam skenario lebih rendah, dari yang awalnya 6,1 persen pada 2019.
Lebih lanjut, guncangan penyebaran virus ini juga berdampak serius pada pengentasan kemiskinan, dimana jumlah penduduk yang diproyeksi keluar dari lingkaran kemiskinan akan berkurang.
"Bahkan jika kondisi semakin memburuk, diperkirakan penduduk miskin akan bertambah 11 juta," demikian dikutip dari laporan Bank Dunia tersebut.
Punya Kemampuan Melawan Krisis
Sementara, proyeksi sebelumnya menyatakan bahwa setidaknya akan ada 35 juta orang yang akan keluar dari lingkaran kemiskinan di Asia Timur dan Pasifik pada 2020, termasuk lebih dari 25 juta orang di China saja.
Namun begitu, Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Victoria Kwakwa menyatakan bahwa negara-negara di kawasan ini telah memiliki ketahanan melalui krisis dan pandemi.
"Kabar baiknya adalah bahwa kawasan ini memiliki ketahanan dan potensi kemampuan untuk melewati krisis, tetapi negara tetap harus bertindak cepat dan pada skala sebelumnya yang tidak pernah dilakukan," ujarnya.
Advertisement