Mengenang Bob Hasan, Pengusaha Kayu yang Jadi Bapak Atletik Indonesia

Bob Hasan lahir di Semarang, 1 Januari 1931. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada Kabinet Pembangunan VII.

oleh Arthur Gideon diperbarui 31 Mar 2020, 14:05 WIB
Ketua Umum PB PASI, Bob Hasan memberikan arahan kepada atlet atletik di Stadion Madya Senayan, Jakarta, Selasa (13/3/2018). Pelatnas Asian Games 2018 PB PASI kembali dipusatkan di Stadion Madya Senayan. (Bola.com/Asprilla Dwi Adha)

Liputan6.com, Jakarta - Bob Hasan, pengusaha kawakan sekaligus Ketua BP PASI telah meninggal dunia pada Selasa 31 Maret 2020 pukul 11.00 WIB. Bob Hasan meninggal karena sakit kanker.

Bob Hasan lahir di Semarang, 1 Januari 1931. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada Kabinet Pembangunan VII.

Dikutip dari berbagai sumber, Selasa (31/3/2020), Nama Bob Hasan mencuat karena berbisnis di industri kayu. Ia dianggap sebagai perintis industri furnitur dan kerajinan Indonesia. Khususnya yang meletakkan dasar-dasar industrialisasi sektor kayu nasional.

Dari sektor kayu, kerajaan bisnis Bob Hasan terus berkembang. Dengan perusahaan induk Kalimanis Group, dia merambah bisnis lain di industri keuangan, asuransi, otomotif, dan lainnya.

Pada 2001, Bob Hasan menjadi tersangka korupsi penyalahgunaan kekuasaan, serta dianggap menjadi dalang pembakaran jutaan hektar lahan di pulau Sumatera.

Bob Hasan di penjara di LP Cipinang, dan kemudian dipindahkan ke Nusa Kambangan. Kemudian dia dinyatakan bebas bersyarat pada Februari 2004.

Bob Hasan juga dikenal sebagai pahlawan besar di dunia cabang atletik Indonesia. Bob Hasan selalu mengeluarkan uang pribadinya untuk membiayai semua keperluan para atlet.

Setiap tahunnya, pebisnis ini merogoh hingga Rp10 miliar dari kantongnya untuk membiayai asosiasi. Salah satu atlet yang disokong olehnya adalah Lalu Muhammad Zohri, sprinter muda asal Nusa Tenggara Barat.

Bob Hasan, membiayai seluruh kebutuhan Zohri untuk mengikuti lomba lari dunia di Finlandia, Juli 2018. Mulai dari biaya latihan, persiapan, akomodasi, dan kebutuhan lainnya. Semua dari kocek pribadi Bob Hasan.

Uang yang dikeluarkan Bob Hasan dibayar tuntas oleh Zohri. Pada 2018, Zohri menjadi juara dunia lari 100 meter di Finlandia. Zohri mengalahkan dua atlet Amerika Serikat, Anthony Schwartz dan Eric Harrison yang menempati peringkat dua dan tiga dengan catatan waktu masing-masing 10,22 detik.

Di ajang tersebut, Zohri mencatatkan waktu 10,18 detik. Catatan waktu tersebut memecahkan rekor nasional junior atas namanya sendiri 10,25 detik. Rekor waktu 10,18 detik itu juga mendekati rekor nasional senior atas nama Suryo Agung Wibowo 10,17 detik.


Pengusaha Bob Hasan Meninggal Dunia

Ketua Umum PB PASI, Bob Hasan (baju hijau) saat memberikan keterangan pers di Stadion Utama Gelora Bung Karno (Liputan6.com/Cakrayuri Nuralam)

Berita duka, telah meninggal dunia pengusaha dan juga pegiat olahraga Mohammad Bob Hasan. Ketua Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) ini meninggal pada Selasa, 31 Maret 2020 pukul 11.00 WIB.

"Benar Bob Hasan meninggal pukul 11.00 WIB di RSPAD Gatot Subroto karena sakit kanker," jelas tokoh sepak bola nasional Andi Darussalam Tabusalla, Selasa (31/3/2020). 

Rencananya, jenazah almarhum akan dibawa ke Semarang pada Rabu dan dikebumikan di Makam Keluarga di Ungaran. 

Hal yang sama juga diungkapkan oleh mantan Sekretaris BUMN Said Didu. "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Baru dapat berita Pak Bob Hasan baru saja meninggal jam 11.00 WIB. Selamat jalan Pak Bob Hasan. Alfatihah buat Pak Bob Hasan," tulis Said dalam akun twitternya. 

Bob Hasan sangat serius membangun dunia olahraga. Ia sering mencari bakat di daerah untuk dimasukkan ke pusat pelatihan nasional. Salah satu yang didapat dari hasil pencarian bakat ialah atlet asal Nusa Tenggara Barat Lalu Muhammad Zohri.

Beberapa tahun sudah Zohri digembleng di Stadion Madya, Jakarta. Untuk memperbaiki teknik berlari para atlet, Bob Hasan mendatangkan pelatih asal AS, Harry Marra.

Dengan lobi yang tekun, Bob Hasan mampu membujuk salah satu pelatih terbaik di dunia itu untuk mau menangani atlet-atlet Indonesia. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya