Jakarta Ketua UMUM Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI), Bob Hasan, meninggal dunia pada Selasa (31/3/2020). Menurut mantan sprinter nasional, Suryo Agung Wibowo, kabar tersebut menjadi kehilangan besar bagi dunia atletik Indonesia.
Bob Hasan atau bapak atletik di Indonesia ini, meninggal pada usia 89 tahun di RSPAD Gatot Soebroto karena kanker tulang yang diidapnya. Semasa hidupnya, Bob Hasan lebih dari empat dekade mengabdikan diri di dunia atletik Indonesia.
Advertisement
Suryo Agung mengatakan dedikasi Bob Hasan untuk atletik Indonesia sangat besar, tidak bisa digambarkan dengan kata. "Beliau melalukan apa pun untuk atletik Indonesia. Meninggalnya beliau menjadi pukulan besar bagi dunia atletik Indonesia," kata Suryo Agung, ketika dihubungi Bola.com.
Suryo mengatakan sosok Bob Hasan sangat berpengaruh besar dalam karier dan hidupnya. Berkat dukungan pengusaha nasional itu Suryo mencetak berbagai prestasi. Puncaknya, sprinter asal Solo itu pernah menyandang label manusia tercepat Asia Tenggara setelah mencatatkan rekor 10,17 detik di lari nomor 100 meter pada ajang SEA Games 2009 di Vientiane, Laos.
"Tanpa Pak Bob Hasan saya tidak akan bisa seperti ini sekarang. Baik dari sisi karier di atletik, pekerjaan sekarang, maupun kehidupan," ujar Suryo Agung yang kini berprofesi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Pelit Pujian untuk Kebaikan Atlet
Di mata Surya Agung, Bob Hasan adalah sosok yang selalu memberikan semangat terhadap atlet-atlet atletik Indonesia, termasuk dirinya beberapa tahun lalu. Bob Hasan bukan sosok orang yang suka mengumbar pujian, tapi itu dilakukan demi kebaikan.
Suryo mengatakan saat dirinya mencatatkan rekor sebagai manusia tercepat di Asia Tenggara, Bob langsung mengingatkannya untuk tidak cepat puas. Bob saat itu mengingatkan bahwa masih ada prestasi-prestasi lebih tinggi yang harus diraih.
"Beliau selalu bilang ke kami jangan pernah pernah puas. Misalnya kalau kami juara Kejurnas, trus dibilang harus juara SEA Games, kemudian juara Asia dan seterusnya. Apalagi kami kan olahraga terukur. Pokoknya beliau terus memacu kami, jangan sampai berpuas diri," kenang Suryo.
"Beliau juga kerap datang ke lapangan untuk memberi dukungan. Tapi kalau kami menghampiri dan salaman, malah dimarahi. Kami dibilang harus fokus latihan, tidak perlu salaman dengan beliau," imbuh Suryo.
Suryo berharap setelah kepergian Bob Hasan, tongkat estafet pembinaan atletik di Indonesia terus berjalan. "Tapi, entah seperti ini. Ini ujian berat untuk dunia atletik Indonesia," kata Suryo Agung.
Disadur dari: Bola.com (penulis/editor, Yus Mei Sawitri, published 31/3/2020)
Advertisement