Liputan6.com, Antartika - Salah satu lokasi di dunia yang belum terjamah Virus Corona COVID-19 adalah Antarktika. Kawasan ini dikenal sangat dingin dan punya tantangan tersendiri bagi manusia untuk tinggal di sana.
Selama beberapa bulan terakhir, ada sekitar 4.000 orang dari Antarktika yang memantau perkembangan Virus Corona yang mewabah dunia, demikian dikutip dari laman WashingtonPost.com, Selasa (31/3/2020).
Baca Juga
Advertisement
"Sebaiknya kau tetap di sana, kau lebih aman di sana," Alberto Della Rovere, pemimpin ekspedisi ke Antarktika asal Italia.
Untuk saat ini, mereka tampaknya benar. Bahkan di masa normal, hanya sejumlah kecil orang diizinkan masuk dan keluar Antarktika, dengan petugas medis memeriksa tanda-tanda influenza dan penyakit lain sebelum kedatangan.
"Saat ini, Antarktika, adalah tempat teraman di dunia," kata Della Rovere. "Tidak ada kontak luar dan kami jauh dari masalah apapun.
Tidak ada yang bisa memastikan apakah Antarktika adalah wilayah yang aman demi bertahan dari Virus Corona.
Selain Della Rovere, ada seorang ilmuan asal Inggris yang yakin betul jika Antarktika adalah lokasi aman dari Virus Corona COVID-19.
Ia adalah Dr Kelly Hogan (41) yang merupakan salah satu dari 100 orang Inggris yang bekerja di pangkalan Survei Antarktika Inggris di Rothera, demikian dikutip dari The Sun.
Dia berkata: "Kami sama sekali tidak memiliki kasus Corona COVID-19 di sini."
"Rasanya aneh mengatakan itu, tetapi di sini kita cukup aman dan terlindungi.
"Ada sekitar 4.000 orang yang bekerja di sini dari berbagai negara dan sejak virus muncul kontrol di sini sangat ketat dengan pemeriksaan suhu untuk semua pendatang baru," jelas Hogan.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Simak video pilihan berikut:
Klaim Kelly Hogan
Hogan sangat yakin jika Antartika adalah lokasi di dunia yang tidak akan bisa ditembus oleh Virus Corona.
"Saat ini aku akan mengatakan aku berada di tempat teraman di dunia."
"Beberapa orang mengatakan kita lebih baik di sini, tetapi setelah berminggu-minggu jauh dari keluargamu, kau benar-benar ingin kembali menemui mereka karena tentu saja kau sangat merindukan mereka."
Dr Hogan tiba di Kutub Selatan pada bulan Januari untuk proyek penelitian sepuluh minggu yang seharusnya berakhir pada hari Jumat lalu.
Tetapi karena pembatasan perjalanan dia masih ada di sana.
Advertisement