Emas hingga Bawang Merah Bakal Sumbang Inflasi Maret 2020

Bank Indonesia memprediksi angka inflasi di tengah merebaknya wabah virus corona (Covid-19) pada Maret 2020 terjaga pada kisaran 0,13 persen

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 31 Mar 2020, 15:47 WIB
Gubernur BI Perry Warjiyo (tengah) didampingi DGS Destry Damayanti (kiri) dan Deputi Gubernur Erwin Rijanto (kanan) memberi keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Kantor BI, Jakarta, Kamis (19/9/2019). BI menurunkan suku bunga acuan BI7DRR menjadi 5,25 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia memprediksi angka inflasi di tengah merebaknya wabah virus corona (Covid-19) pada Maret 2020 terjaga pada kisaran 0,13 persen.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan, perkiraan mengenai inflasi tersebut didapatkan berdasarkan survey pemantauan harga sampai pekan keempat Maret 2020.

Menurut perhitungannya, inflasi bulan ini akan berada di kisaran 0,13 persen month to month atau 3 persen secara tahunan.

"Kami perkirakan bahwa inflasi di Maret ini adalah sebesar 0,13 persen month to month. Ini lebih rendah dari bulan sebelumnya. Kalau year on year, inflasinya 3 persen," jelas Perry dalam sesi teleconference, Selasa (31/3/2020).

Perry mengatakan, sejumlah harga komoditas di pasar domestik turut menyebabkan deflasi, antara lain cabai merah, cabai rawit, hingga tarif angkutan udara.

"Tapi ada yang mendorong terjadinya inflasi, seperti emas perhiasan dan bawang merah," dia menambahkan.

"Informasi dari beberapa daerah terkait pemenuhan kebutuhan pokok sudah disampaikan ke Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan pak Presiden Jokowi. Kita akan jaga betul pasokan bahan pokok, sehingga harga terjangkau dan kebutuhan pokok terpenuhi," tandasnya.


Inflasi Minggu Keempat Maret 2020 Capai 0,13 Persen

Pedagang merapikan barang dagangannya di Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Secara umum, bahan makanan deflasi tapi ada kenaikan cabai merah sehingga peranannya mengalami inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bank Indonesia mencatat inflasi pada minggu keempat bulan Maret 2020 diperkirakan 0,13 persen month to month. Angka ini tercatat lebih rendah dari bulan sebelumnya.

"Sehingga secara tahun kalender sebesar 0,80 persen (ytd), dan secara tahunan sebesar 3,00 persen (yoy)," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia, Onny Wijanarko, dalam keterangan tertulis kepada merdeka.com, Jakarta, Jumat (27/3/2020).

Penyumbang inflasi pada periode laporan antara lain berasal dari komoditas emas perhiasan sebesar 0,06 persen, bahan makanan. Misalnya jeruk 0,04 persen, telur ayam ras 0,03 persen, gula pasir 0,03 persen, bawang merah 0,02 persen, kangkung, bayam, nasi dengan lauk dan bahan bakar rumah tangga masing-masing sebesar 0,01 persen mtm.

"Komoditas yang mengalami kenaikan harga dari minggu sebelumnya antara lain emas perhiasan, gula pasir, jeruk dan bawang merah," kata Onny.

Sementara itu, komoditas utama yang menyumbang deflasi yaitu cabai merah minus 0,09 persen, cabai rawit minus 0,03 persen. Lalu bawang putih, tomat, daging ayam ras, minyak goreng dan angkutan udara masing-masing sebesar aa minus 0,01 persen mtm.

"Komoditas yang mengalami penurunan harga adalah cabai merah," ujar Onny.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya