Harga Emas Anjlok 2 Persen, Terendah Selama Seminggu

Harga emas anjlok imbas dari penguatan Dolar AS

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 01 Apr 2020, 07:30 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas merosot lebih dari 2 persen ke level terendah dalam sepekan pada hari Selasa karena dolar menguat. Namun logam mulia berada di jalur untuk kenaikan kuartalan keenam berturut-turut di tengah kekhawatiran kekacauan ekonomi global karena pandemi coronavirus.

Dikutip dari CNBC, Rabu (1/4/2020), harga emas di pasar spot gold turun 2 persen menjadi USD 1,588,64 per ons. Emas berjangka AS anjlok 2,4 persen menjadi USD 1,603.60.

“Suasana di seluruh pasar tampaknya membaik karena investor mendapat kenyamanan dari data ekonomi positif dari Tiongkok. Namun, rasa kehati-hatian masih melekat di yang merangsang selera untuk dolar," kata analis FXTM Lukman Otunuga.

Investor menyambut positif ketika data pabrik China yang kuat meningkatkan harapan untuk kebangkitan ekonomi bahkan ketika ditengah sebagian besar dunia lockdown untuk melawan virus corona. Hal ini mempengaruhi harga emas.

 

 


Emas Sudah Naik 6 Persen

Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Untuk kuartal ini, harga emas telah naik 6 persen, dan 1,7 persen bulan ini, di belakang ketegangan AS-Iran pada Januari dan sejak itu menjadi pandemi global.

"Sentimen global tetap goyah meskipun bank sentral dan pemerintah berdiri bersama dalam perang melawan COVID-19," kata Otunuga, menambahkan.

"Kekhawatiran seputar resesi global akan membuat investor bergegas menuju emas, terutama jika ekonomi di AS mulai rentan," tambahnya.

Negara-negara dan bank sentral global telah mengumumkan beberapa langkah kebijakan untuk memerangi korban ekonomi dari coronavirus, yang telah menginfeksi lebih dari 777.000 orang di seluruh dunia dan menewaskan 37.561. Bank sentral Rusia mengumumkan akan menunda pembelian emas mulai 1 April.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya