Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perekonomian, Airlangga Hartanto, menyebutkan Indonesia mampu memenuhi kebutuhan alat pelindung diri (APD) sendiri. Disebutkannya, Indonesia mampu memproduksi sebanyak lebih dari 17 ribu pcs per bulan.
"Indonesia sendiri mampu untuk membuat APD dengan kapasitas lebih dr 17 juta pcs per bulan, dan Indonesia punya 28 perusahan yang memprosuksi APD dan selama ini juga sudah melakukan eksport dan juga bisa untuk memenuhi kebutuhan nasional," paparnya dalam video konverensi, Rabu (1/4/2020).
Advertisement
"Demikian pula perusahan-perusahaan yang akan membuat untuk pakaian surgarical itu kapasitasnya bisa lebih dari 400 ribu per bulan," ujar Airlangga.
Selanjutnya, terkait dengan industri farmasi, Airlangga juga menyebutkan, Indonesia memiliki perusahaan-perusahaan farmasi nasional, baik yang dari BUMN maupun multinasional yang mampu menyediakan 76 persen daripada industri nasional, dan 24 persen adalah obat paten dan teknologi tinggi yang biasanya diimport.
Jokowi Minta Percepatan Pengadaan APD bagi Tenaga Kesehatan
Presiden Joko Widodo menegaskan agar perlindungan tenaga kesehatan dan penyediaan obat serta alat-alat kesehatan betul-betul menjadi prioritas. Hal tersebut ia sampaikan saat memimpin rapat terbatas membahas penanganan pandemi Covid-19 melalui telekonferensi di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (30/3/2020).
"Pastikan bahwa seluruh dokter, tenaga medis, perawat bisa bekerja dengan aman dengan peralatan kesehatan yang memadai dan pada 23 Maret yang lalu, pemerintah pusat telah mengirimkan 165.000 APD (alat pelindung diri) ke setiap provinsi, saya juga minta ini betul-betul dipantau. Dari provinsi harus segera dikirim, ditransfer lagi ke rumah-rumah sakit yang ada di daerah sehingga bisa memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat," kata Jokowi dalam keterangan pers yang diterima Liputan6.com (30/3/2020).
Berdasarkan laporan yang diterima oleh Jokowi, sampai saat ini, stok APD semakin terbatas dan perhitungan menunjukkan bahwa Indonesia membutuhkan kurang lebih 3 juta APD hingga akhir Mei. Karena itu, Presiden meminta agar dilakukan percepatan pengadaan APD.
"Saya juga minta agar digunakan produk dalam negeri. Karena data yang saya terima, ada 28 perusahaan produsen APD di negara kita," tambahnya.
Jokowi meminta agar impor bahan baku APD dipermudah untuk mendukung produksi. Di saat yang sama, ia juga meminta dilakukan percepatan pengembangan agar ventilator bisa diproduksi di dalam negeri.
Selain alat kesehatan, Jokowi juga meminta agar jajarannya memperhatikan ketersediaan alat tes cepat (rapid test kit), PCR (polymerase chain reaction), dan VTM (viral transport media) untuk kecepatan pemeriksaan di laboratorium.
Untuk rapid test, Jokowi meminta agar tenaga-tenaga kesehatan beserta seluruh lingkaran keluarganya dan khususnya yang terkena status ODP (orang dalam pemantauan) diberikan prioritas.
"Perhatikan juga tadi gubernur sudah menyampaikan juga, banyak yang menyampaikan mengenai perangkat uji lab, seperti reagen PCR, VTM, semuanya meminta itu sehingga pengadaan untuk ini juga tolong diperhatikan," ujarnya.
Di samping itu, Jokowi meminta agar jajarannya membangun sistem informasi pelayanan di rumah sakit rujukan, termasuk ketersediaan ruang perawatan di rumah sakit darurat seperti di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.
"Sistem pendaftaran yang terintegrasi dengan online sehingga semuanya bisa lebih cepat terlayani," pungkasnya.
Advertisement