3 Tokoh Peduli Pendidikan Ini Berbagi Cara Belajar Daring yang Seru dan Efektif

Hadirnya pandemi Virus Corona berdampak pada berbagai sektor, salah satunya pendidikan.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 02 Apr 2020, 10:06 WIB
Doc: Freepik.com

Liputan6.com, Jakarta Hadirnya pandemi Virus Corona berdampak pada berbagai sektor, salah satunya pendidikan. Perubahan metode mengajar pun harus dilakukan secara daring. Hal ini mendatangkan efek positif maupun kekurangan yang perlu dibenahi. Tiga tokoh yang peduli pada dunia pendidikan ini berbagi cara seru belajar online.

1. Dimas Dianando

Dimas, seorang ketua OSIS di sebuah sekolah swasta mengacungkan jempol atas kehebatan gurunya dalam mengajar dengan metode daring.

"Guruku ada yang bagus banget karena cepat kasih feed back di google classroom. Trus pas murid nanya cepat nanggapinnya," ujar remaja yang senang belajar bahasa asing ini. Dimas juga mengapresiasi guru yang  berhasil membimbing siswa-siswinya dalam memberikan materi, tak hanya menyodorkan tugas semata.

Hal ini sesuai arahan  Menteri Pendidikan Indonesia, Nadiem Makarim yang mewajibkan guru untuk membimbing  siswanya sebelum memberikan tugas. Sosok yang bercita-cita menjadi diplomat ini juga bercerita tentang kendala pembelajaran online yang dirasakannya.

 


Selanjutnya

Doc: Istimewa

Dimas menilai bahwa ada beberapa tugas yang deadline-nya bersamaan dan waktunya singkat.

“Kalo bikin video perlu waktu mengedit,  jadi  perlu cukup waktu untuk kita mikir dan berkreasi biar siswa nggak cemas," tutur penggemar Alex Rendell ini. Dimas juga menyarankan guru tak harus memberikan bimbingan materi lewat youtube, namun dapat lewat podcast atau voice note.

Sesekali pada hari tertentu guru dapat menghibur siswa dengan aktivitas seru, tujuannya agar di rumah siswa produktif melakukan hal yang diminati.

"Misal ada yang senang masak, anak itu masak di rumah, difoto, trus bikin laporan santai kayak nulis diary," katanya. Dimas berharap para guru dapat berkolaborasi  memajukan metode mengajar yang kreatif dan efektif untuk siwa-siswinya.

 


2. Debora

Doc: Istimewa

Dosen dari fakultas psikologi universitas swasta yang akrab disapa Ola ini menilai bahwa dalam pemberian tugas online untuk siswa tidak perlu yang terlalu canggih. "Contoh pemberian tugas dapat merancang menu makanan sehat tapi tidak mahal dalam 1 minggu, bisa dihitung kalorinya untuk pelajaran biologi. Bisa juga bikin artikel singkat tentang virus corona,” ujar psikolog asal Jakarta ini.  

Tentunya pemberian deadline tugas disesuaikan dengan tingkat kesulitan tugas tersebut. Menurut Ola, guru juga perlu berbesar hati untuk belajar dari rekan gurunya tentang metode belajar online yang seru agar efektif.

“Sesama guru bisa sharing, bisa juga  belajar otodidak pakai  Zoom, Google Classroom, untuk E-Learning ke mahasiswa," tutur dosen penyuka bakso ini.

Wanita kelahiran Juli 1979 ini sependapat dengan Dimas bahwa guru seharusnya memberikan feed back dan menjawab pertanyaan siswa-siswinya.

"Guru dan siswa bisa tergabung di grup WA untuk diskusi dengan cara seru," kata penyuka genre film action ini.

 


3. Ari Sujanto

Doc: Istimewa

Sebagai seorang guru TIK, Ari  membekali rekan guru maupun siswa dengan membuat tutorial membuat tugas dan soal menggunakan sistem online.

"Saya share di youtube cara bikin soal, skoring. Saya juga share cara pakai google slide, dll ke siswa," ujarnya.

 


Selanjutnya

Doc: Istimewa

Ari berharap guru yang kurang terbiasa dengan teknologi dapat belajar tahap demi tahap untuk mengajar secara daring. Sesama guru pun perlu bersinergi, agar metode pembelajaran daring  berjalan dengan efektif. 

 

Penulis:

Patricia Astrid Nadia

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya