Polri Akui 300 Siswa Polisi di Sukabumi Positif Usai Rapid Test, Tak Sebut Corona Covid-19

Jumlah ini diketahui setelah Polri menggelar tes cepat atau rapid test untuk mengetahui ada tidaknya personelnya yang terjangkit corona.

oleh Yopi Makdori diperbarui 01 Apr 2020, 14:00 WIB
Foto Setukpa, tempat yang pernah menjadi penjara bagi KH Ahmad Sanusi, sahabat Sukarno dari Sukabumi. (Liputan6.com/Mulvi Mohammad)

Liputan6.com, Jakarta Mabes Polri melalui Kepala Biro Penerangan Masyarakatnya, Brigadir Jenderal Argo Yuwono, membenarkan terdapat 300 siswa yang tengah menempuh pendidikan di Sekolah Pembentukan Perwira Polri, Kota Sukabumi, positif terjankit virus.

Jumlah ini diketahui setelah Polri menggelar tes cepat atau rapid test untuk mengetahui ada tidaknya personelnya yang terjangkit corona. Ada 1.550 orang yang menjalani tes tersebut.

"Itu bukan Corona, tapi positif rapid test. Iya rapid test-nya belum Corona. masih swab masih macem-macem masih panjang," ucap Argo kepada Liputan6.com.

Meski demikian, kata Argo, kesehatan 300an siswwa tersebut terpantau baik, meski pihaknya belum melakukan Swab. 

"Tetap isolasi mandiri, kita kasih vitamin, oleh raga tetap ringan," kata Argo.

Bukan Corona ya Rapid test saja, rapid tes kan bukan hanya Corona tp untuk virus. jadi jangan salah pengertian jadi rapid test itu bukan terus virus Corona bukan.

 

Meski demikian, Argo kembali menegaskan tidak benar bahwa 300 siswa Polri itu terjangkit Corona.

"Bukan Corona ya. Rapid test saja, Rapid test kan bukan hanya Corona tapi untuk virus. jadi jangan salah pengertian jadi rapid test itu bukan terus virus Corona, bukan." tegas Argo

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Sempat Membantah

rgo Yuwono menyatakan bahwa kabar adanya ratusan siswa Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) Polri di Sukabumi, Jawa Barat, terinfeksi virus corona atau Covid-19 adalah tidak benar.

"Setukpa Sukabumi memang dari siswa kita observasi atau kita lakukan tes, jadi kita menemukan tujuh siswa yang positif corona," tutur Argo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (31/3/2020).

Menurut Argo, ketujuh siswa tersebut sudah diisolasi dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Polri, Karamat Jati, Jakarta Timur. 

"Jadi tidak benar ada ratusan siswa ratusan positif corona, tidak benar, saat ini sedang isolasi di RS Polri Kramat Jati," jelas dia.

Selain itu, lanjut Argo, siswa yang kembali ke wilayah masing-masing juga menjalani karantina sesuai protokol pananganan pandemi Covid-19.

"Siswa yang kembali ke Polda masing-masing kita isolasi. Kita cek, isolasi selama 14 hari," Argo menandaskan.


Tanggapan emil

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sempat menyinggung bahwa sebanyak 300 orang terdeteksi positif virus corona atau Covid-19 setelah hasil rapid test atau tes cepat yang digelar sejumlah daerah di Jawa Barat.   

Dari situ, muncul fakta baru, Kota Sukabumi menjadi wilayah dengan angka tertinggi baru orang yang terdeteksi Covid-19.

"Di luar dugaan untuk tes di kota Sukabumi. Terjadi hasil tes yang paling besar dari seluruh kota/kabupaten di Jawa Barat," kata Emil dalam siaran langsung Youtube Humas Jabar, Senin 30 Maret 2020.

Meski tak merinci angka kasus orang terdeteksi positif tersebut, Emil mengaku pihak Pemprov Jabar memerintahkan kepada wali kota Sukabumi untuk melakukan tes tahap kedua. Serta melakukan karantina wilayah parsial.


Sebelumnya Wali Kota Sukabumi Bantah Warganya Corona

Sementara itu, Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi membantah bahwa ratusan warga Sukabumi positif Covid-19.

"Yang pertama, warga Kota Sukabumi yang dilakukan rapid test itu jumlahnya adalah 60. Dan sampai saat ini dari 60 itu kita belum keluar hasilnya. Karena prosesnya berakhir hari ini," ujar Fahmi dari rekaman video yang diterima Liputan6.com, Senin 30 Maret 2020.

Namun dia menyinggung kemungkinan adanya instansi lain di Kota Sukabumi yang juga menjalani rapid test. Hanya saja dia mengaku tidak mengetahui hasil dari tes tersebut.

"Yang dites hanya 60. Tetapi mungkin memang ada institusi lain yang melakukan proses rapid test ya saya belum dapat informasi dari institusi lain tersebut. Institusi yang ada di wilayah Kota Sukabumi tetapi bukan melakukan pemeriksaan kepada warga Sukabumi," Fahmi menandaskan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya