Dampak Pandemi Corona Covid-19, FIFPro Cemaskan Soal Pemotongan Gaji dan Kontrak Pemain

Asosiasi Pesepak Bola Dunia akan terus mengeksplorasi jalur yang lebih jelas dari krisis pandemi corona Covid-19. Mereka akan bertemu untuk bahas penangguhan gaji.

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 01 Apr 2020, 17:40 WIB
Bek Arsenal, Per Mertesacker (kiri) dan bek Everton, Michael Keane berebut bola pada matchday kesembilan Liga Primer Inggris di Goodison Park, Minggu (22/10). Bertandang ke markas Everton, Arsenal berhasil mengukir kemenangan telak 5-2. (Oli SCARFF / AFP)

Liputan6.com, London - Ketua Eksekutif Asosiasi Pesepakbola Profesional Inggris, Gordon Taylor, telah memperingatkan setiap klub yang memberlakukan aturan penundaan gaji harus membuat penandatanganan sampai hutangnya diselesaikan.

Di sisi lain Sekretaris Jenderal Asosiasi Pesepakbola Dunia (FIFPro) Jonas Baer-Hoffmann, menyatakan sementara masalah hukum masih harus diatasi, kontrak permain harus tetap berlaku sampai akhir musim ini.

Taylor tidak percaya aturan yang seragam dapat dibuat untuk penangguhan gaji pemain. Tapi, sulit mencegah jika ada klub yang mengklaim kesulitan di bursa transfer.

"Ini bukan waktu untuk bersantai soal peraturan finansial ketika kita sudah memiliki masalah dengan klub Liga Sepak Bola," kata Taylor kepada kantor berita PA.

"Jika sebuah klub melakukan penangguhan maka peraturan menyatakan bahwa mereka akan diembargo menandatangani pemain [pesepakbola] mana pun."

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.


Kontrak Pemain

Manajer Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer bersama timnya, Daniel James, Phil Jones dan Aaron Wan-Bissaka meninggalkan lapangan setelah laga lanjutan Liga Inggris kontra Burnley di Old Trafford, Rabu (23/1/2020). MU tidak berdaya di kandang sendiri usai takluk 0-2 dari Burnley. (Paul ELLIS/AFP)

Sementara itu, pejabat FIFPro telah menjadi bagian dari kelompok kerja yang dibentuk FIFA dan UEFA. Mereka akan mengamati konsekuensi bagi para pemain yang kontraknya umumnya berakhir pada 30 Juni.

"Namun demikian, ada hambatan hukum dengan mengamanatkan perpanjangan tersebutyang kami coba kelola sebaik mungkin," katanya.

"Tapi kami sangat khawatir bahwa kami mungkin akan berakhir dalam situasi di mana (klub) susah memilih siapa yang dipertahankan selama beberapa bulan terakhir musim ini dan siapa yang tidak. "


Minta Bantuan

Sebelumnya, dikabarkan FIFPro dan afiliasi selama ini sudah menerima banyak permintaan bantuan dari para pemain sepak bola profesional terkait masalah upah.

Meskipun wacana pemotongan gaji didorong oleh kerja sama di tingkat internasional, FIFPro menyatakan prihatin karena sejumlah besar klub sudah memulai melepas pemain atau secara sepihak mengurangi gaji.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya