Liputan6.com, Banyumas - Peristiwa yang menggoncang rasa kemanusiaan terjadi di Banyumas, Jawa Tengah. Pemakaman satu jenazah pasien virus Corona Covid-19 ditolak di sejumlah desa dan kelurahan di wilayah lereng Gunung Slamet ini.
Dalam foto dan video yang beredar luas itu, tampak warga penolak jenazah membarikade jalan untuk menghalau ambulans pembawa jenazah dan mobil polisi yang mengawalnya. Di foto lainnya, warga memarkir truk untuk menutup jalan.
Tentu saja, penolakan jenazah Covid-19 ini sangat mengiris hati. Di tengah musibah yang melanda negeri ini, masih ada warga yang menolak penguburan jenazah, tanpa alasan yang jelas.
Baca Juga
Advertisement
Dalam sebuah tayangan video, Bupati Banyumas, Achmad Husein sampai harus turun tangan menenangkan warga yang menolak pemakaman jenazah bernasib tragis ini. Kepada warga, ia menjelaskan bahwa jenazah tersebut sudah aman dan tidak akan menularkan virus Corona Covid-19.
Pasalnya, perawatan jenazah sudah seusai dengan standar penanganan jenazah Covid-19. Bahkan, dia pun mengaku turut menggali makam dan menggotongnya.
“Itu salah pengertian. Bahkan saya sendiri berada di dekat peti. Saya berani. Virus itu adanya di orang hidup, bukan di orang mati. Lihat foto itu, saya ikut menggali,” kata bupati, dalam tayangan video.
Toh, warga tetap menolak. Bahkan, di pemakaman yang terakhir, kuburan mesti dibongkar untuk memindah ke pemakaman yang disiapkan di desa lain. Akhirnya, jenazah bisa dimakamkan di sebuah desa di Kabupaten Banyumas.
Banyumas berkabung. Pemakaman jenazah pasien positif Covid-19 ini begitu menguras energi dan air mata.
"Dibangun makam khusus bekerjasama dengan masyarakat dan ulama," kata Husein, tanpa menyebut di mana jenazah dimakamkan, melalui pesan singkat, Kamis dinihari (2/4/2020).
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Angin Sejuk dari Desa Banjaranyar Banyumas
Tetapi, nyaris bersamaan dengan viralnya video penolakan warga, ada angin sejuk berembus dari timur kota Purwokerto. Warga Desa Banjaranyar, Kecamatan Sokaraja, mengunggah video pernyataan bahwa mereka mendukung langkah sang kepada desa menerima jenazah Covid-19 untuk dimakamkan di desanya.
Video ini menjadi pelipur di tengah histeria ketakutan massal terhadap jenazah Covid-19. Kepala Desa Banjaranyar, Karseno mengatakan dia prihatin mendengar ada jenazah Covid-19 yang ditolak warga di berbagai daerah.
Karenanya, ia menyatakan pemakaman umum di desanya terbuka untuk jenazah pasien Covid-19. Dia siap pasang badan dan siap dibenci oleh warga yang tak setuju dengan langkahnya.
“Kan ditolak, akhirnya dimakamkan juga. Karena bupati turun tangan. Demi kemanusiaan, karena keadaan virus seperti itu, dengan dasar kemanusiaan, seandainya jenazah itu adalah keluarga kita, bagaimana perasaannya,” ucapnya.
Keberanian Karseno bukan tanpa alasan. Dia meyakini pendapat para dokter dan ahli bahwa virus akan turut mati jika manusia yang terjangkiti virus tersebut meninggal dunia.
Dia pun yakin bahwa jenazah tersebut sudah aman. Pasalnya, perawatan jenazah dan pemakamannya dilakukan oleh petugas khusus dan dilakukan dengan SOP yang ketat.
“Intinya desa saya menerima lah. Apalagi, gubernur, Pak Ganjar, mengatakan kalau orang berpenyakit meninggal itu kan itu kan penyakinya juga ikut hilang,” ucap Karseno.
Karenanya, ia menyatakan bahwa desanya akan menerima jenazah pasien Covid-19, tanpa syarat.
Soal pemakaman jenazah pasien Covid-19 ini, Bupati Banyumas Achmad Husein belum berhasil dikonfirmasi. Akan tetapi, sebelumnya, melalui pesan singkat bupati menyatakan akan turun langsung dan pemakaman ‘Sudah ini sedang dalam proses’.
Advertisement